Foto kuno
Rumah Sakit Kaliceret, sesaat setalah selesai dibangun.
Keberadaan
Rumah Sakit Kristen di Kaliceret berkaitan langsung dengan pekabaran Injil yang
dilakukan oleh Salatiga Zending di daerah Grobogan. Bahkan keberadaan rumah
sakit kristen di Kaliceret merupakan pusat penyebaran Injil ke wilayah
sekitarnya.
Namun sayangnya kita tidak menemukan
dokumen resmi secuilpun yang bisa menjelaskan kapan tepatnya berdirinya rumah
sakit di Kaliceret.
Berdasarkan
buku sejarah catatan sejarah Ds.Tabri Wirjowasito (Pendeta GKJ Purwodadi), yang
dikutip dari Zendingseeuw van Nederland Oost Indie karangan S.Coolsma
(Rotterdam, 24 Agustus 1901) dan Babad Zending Tanah Jawi karangan
J.D.Wolterbeek, serta dari cerita dari mulut ke mulut dari dari Buletin
Gerejawi, Dijelaskan bahwa pada waktu itu sekitar tahun 1900 di Purwodadi
berjangkit penyakit Frambosia (dikenal sebagai penyakit patek, semacam penyakit
kulit yang mudah menular. Disebabkan oleh bakteri Treponema Pallidum).
Pendeta
Geriche yang melayani di Keceme Gundi Purwodadi menaruh perhatian terhadap
penderitaan rakyat ini dan secara langsung ikut merawat. Untuk itu tahun 1903
didatangkan dr.S.Vander Ley dari Belanda untuk mendirikan Rumah Sakit
Pitulungan di Purwodadi. ini merupakan embrio Rumah Sakit Yakkum Purwodadi
yang sekarang, Usaha ini mendapat sambutan baik dari pemerintah daerah
setempat maupun dari masyarakat sehingga kemudian dibuka balai pengobatan di
beberapa tempat. Sebagai cabangnya dibuka di Sulursari, Wirosari, Kradenan,
Godong, Moga, Tegal, dan Rumah Sakit Pembantu di Kaliceret. Sedang dari Rumah
Sakit Pituluingan ini dibentuk Komisi Pitulungan di Kaliceret yang kemudian
menjadi Rumah Sakit Kristen Kaliceret.
Pada masa Pendeta Kabelitz, melayani di Kaliceret tahun
1902, balai pengobatan menumpang di rumah zending. Pasien pertama diketahui
Bernama Sadipah, setelah sembuh ia mengabdi di balai pengobatan, karena belum
ada tenaga perawat dari Eropa. dan
karena semakin berkembang maka rumah sakit Kaliceret dibangun tahun 1907 dari
subsidi dana pemerintah colonial belanda. Untuk mencukupi Kaliceret dan rumah
sakit kebutuhan air tahun 1911 dibangun saluran air dan bak penampung air.
Kabelitz melayani jemaat
Kaliceret sampai tahun 1925. Setelah Kembali dari Jerman, dan sedianya akan
melayani Kaliceret, karena alasan Kesehatan maka ditempatkan di ungaran sampai
meninggalnya tahun 4 desember 1929.
Pada Masa
Jepang, Rumah Sakit Kaliceret terbengkalai bahkan menjadi tempat menawan
interniran. Setelah Kemerdekaa/Jepang pergi, Rumah Sakit di Kaliceret sementara
ditangani pemerintah dan akhirnya dikelola oleh YAKKUM (Yayasan Kristen Untuk
Kesehatan Umum, berpusat di Surakarta) dan Rumah sakit Kristen Kaliceret
dijadikan Balai Pengobatan. Sedang pada masa perang kemerdekaan (1947-1948)
Rumah Sakit Kaliceret dipakai untuk merawat korban perang. Masa perkembangan
Balai Pengobatan sempat mencapai kejayaan hingga memiliki 40 karyawan. Tetapi
karena kondisi jalan raya yang menuju ke Kaliceret (Jalan Gubung - Kedungjati)
berangsur-angsur menjadi rusak, kondisi Balai Pengobatan merosot dan akhirnya
tutup pada tahun 1962. Untuk itu karyawan yang ada dipindahkan ke Puskesmas
Gubug, Tanggungharjo, dan Rumah Sakit Purwodadi. Setelah itu Balai Pengobatan
akhirnya hanya menjadi balai pembantu dan akhirnya ditutup. Pada tahun 1963
salah satu zaal pengobatan sebelah selatan pernah dipakai oleh jemaat GKJ
Kaliceret untuk tempat ibadah.
Pada tahun 1970 bangunan bekas Rumah Sakit Kaliceret hendak
dibongkar secara paksa oleh oknum yang menganggap bangunan tersebut miliknya.
Maka oleh YAKKUM masalah ini dapat diselesaikan sehingga tahun 1980 dibentuklah
panitia pembongkaran dan secara resmi rumah sakit kemudian dibongkar dan dibawa
ke RS.Yakkum Panti Rahayu Purwodadi. Dua bangunan yang ada yaitu zaal pria
serta kompleks bangunan perkantoran serta IGD dipinjam oleh GKJ Kaliceret untuk
digunakan sebagai Gedung Gereja dan Pastori GKJ Kaliceret sampai
sekarang.
Foto salah
satu sudut perawatan di rumahsakit pitulungan yang merawat pasien Frambosia,
patek penyakit kulit menular
Pada
masa kejayaannya, rumah sakit Kaliceret menduduki peran yang sangat penting.
Banyak pasien dari luar daerah datang untuk dirawat di tempat ini. Ada dua
pengobatan terkenal dari rumah sakit ini pada waktu itu, yaitu pengobatan
penyakit koreng dan paru. Mengingat waktu itu lingkungan kaliceret masih sangat
sejuk dengan banyaknya hutan di sekitar desa. Tetapi setelah hutan ini sekarang
gungdul, Kaliceret berubah menjadi sangat panas dan sulit air.
Pada
jaman penjajahan Jepang, rumah sakit Kaliceret terbengkalai bahkan dipakai
untuk menawan interniran. Sedang pada masa perang kemerdekaan (1947-1948) rumah
sakit di Kaliceret banyak dipakai untuk merawat para korban perang, terutama
kiriman pasien dari Semarang. Setelah Jepang pergi, rumah sakit kembali
ditangani pemerintah.
Foto interniran yang napak tilas ke Kaliceret
Pengelolaan
bekas Rumah Sakit Kaliceret oleh Yakkum termaktuf dalam surat “Kuasa dari
JAJASAN RUMAH-RUMAH SAKIT KRISTEN DJAWA-TENGAH, ALAMAT: SAGAN LOR 2 JOGJAKARTA, nomor 013/62 tertanggal
Jogjakarta, 18 April 1962 kepada Ds.K.POEDJOWIJONO, Pendeta Geredja Kristen
Djawa jang tergabung dalam Synode Geredja Kristen Djawa Tengah di Kalitjeret
(Kedungdjati, Purwodadi-Grobogan) untuk bertindak atas nama JAJASAN tersebut di
atas, guna menguasai persil-persil dengan nomor verponding 512 dan 541 di desa
Mrisi (Singen-Kidul,Purwodadi-Grobogan), beserta segala bangunan-bangunan jang
berdiri di atasnya, serta segala sesuatu jang terletak dan tertanam pada
persil-persil tersebut, seperti yang disebut dalam Surat Pemberian Hadiah (Schenking)
nomor 22 tanggal 18 September 1956 dari Wakil Notaris R.SOEGONDO NOTODISOERJO.
“
Senada
dengan surat di atas, JAJASAN RUMAH-RUMAH SAKIT KRISTEN DJAWA-TENGAH
TJAB.PURWODADI, DJL.DARMORINI 10 PURWODADI GROBOGAN, tertanggal 31 Agustus 1962
memberita tahu kepada Sdr.Bupati Kepala DaerahTingkat II Grobogan bahwa
gedung-gedung di atas persil hak egendom verponding no.512 dan persil hak
egendom verponding no 541 tidak lagi dipergunakan sebagai rumah sakit. Setelah
tidak dipakai sebagai rumah sakit, statusnya sebagai rumah sakit pebantu.
Pada
tahun 1970 bekas bangunan rumah sakit Kalilceret akan dibongkar oleh oknum yang
merasa memiliki hak atas bangunan tersebut. Namun upaya ini dapat digagalkan
oleh Majelis GKJ Kaliceret bekerja sama dengan aparat keamanan setempat (cerita
berdasarkan kesaksian Pdt.Em Driyoso Samuel). Pada waktu malam itu sudah
didatangkan para tenaga bongkar lengkap dengan truk dan peralatannya.
Tahun 1974 JAWATAN KESEHATAN RAKYAT KABUPATEN
GROBOGAN tertanggal 8 Agustus 1974, berdasarkan surat Dokter Pemimpin YAKKUM cabang
Purwodadi tertanggal 1 Agustus 1974 yang menyatakan bahwa gedug-gedung bekas
pembantu Rumah Sakit Kaliceret hanya digunakan untuk BP saja, sedang
gedung-gedung lain tidak dipergunakan, tidak keberatan atas permohonan Yakkum
Cabang Purwodadi untuk membongkar sebagian dari gedung bekas Rumah Sakit Kaliceret
untuk meneruskan pemangunan rumah sakit Yakkumdi Purwodadi. Keputusan atas
pembongkaran sebagian dari gedung bekas
Rumah Sakit Kaliceret dikeluarkan oleh BUPATI KEPALA DAERAH TINGKAT II GROBOGAN
tertanggal 26 Oktober 1976.
Tanggal
2 Mei 1977 YAYASAN KRISTEN UNTUK
KESEHATAN UMUM (YAKKUM) CABANG KABUPATEN GROBOGAN BP/BKIA/KLINIK BERSALIN PANTI
RAHAYU memberitahukan kepada Kepala Desa Mrisi tentang rencana pembongkaran.
Tanggal
3 Mei 1977 YAYASAN KRISTEN UNTUK KESEHATAN UMUM (YAKKUM) CABANG KABUPATEN
GROBOGAN BP/BKIA/KLINIK BERSALIN PANTI RAHAYU meminta bantuan Majelis GKJ
Kaliceret, yaitu Sdr.Budi Utomo, Sdr.Srijono, dan Sdr.Radiman Kadarmanto untuk
membantu pengamanan pelaksanaan pembongkaran sampai selesai.
Tanggal
26 Mei 1977 YAYASAN KRISTEN UNTUK KESEHATAN UMUM (YAKKUM) CABANG KABUPATEN
GROBOGAN BP/BKIA/KLINIK BERSALIN PANTI RAHAYU memberi mandat kepada Majelis GKJ Kaliceret untuk menjada
ketertiban dan keamanan terhadap sisa bangunan yang masih ada serta tanah-tanah
yang ada termasuk tanah sisa bongkaran untuk dikelola oleh Majelis GKJ
Kaliceret.
Seluruh bangunan rumah sakit dibongkar
dan dikirim ke Purwodadi untuk memperkokoh bangunan rumah sakit YAKKUM di
Purwodadi. Hanya bekas zaal pria dan kompleks perkantoran yang dipinjam oleh
GKJ Kaliceret untuk dijadikan gereja dan pastori GKJ Kaliceret.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar