Senin, 06 Agustus 2012

Sejarah Rumah Sakit Kristen di Kaliceret

 

Foto kuno Rumah Sakit Kaliceret, sesaat setalah selesai dibangun.

 

Keberadaan Rumah Sakit Kristen di Kaliceret berkaitan langsung dengan pekabaran Injil yang dilakukan oleh Salatiga Zending di daerah Grobogan. Bahkan keberadaan rumah sakit kristen di Kaliceret merupakan pusat penyebaran Injil ke wilayah sekitarnya.

Namun sayangnya kita tidak menemukan dokumen resmi secuilpun yang bisa menjelaskan kapan tepatnya berdirinya rumah sakit di Kaliceret.

Berdasarkan buku sejarah catatan sejarah Ds.Tabri Wirjowasito (Pendeta GKJ Purwodadi), yang dikutip dari Zendingseeuw van Nederland Oost Indie karangan S.Coolsma (Rotterdam, 24 Agustus 1901) dan Babad Zending Tanah Jawi karangan J.D.Wolterbeek, serta dari cerita dari mulut ke mulut dari dari Buletin Gerejawi, Dijelaskan bahwa pada waktu itu sekitar tahun 1900 di Purwodadi  berjangkit penyakit Frambosia (dikenal sebagai penyakit patek, semacam penyakit kulit yang mudah menular. Disebabkan oleh bakteri Treponema Pallidum).

Pendeta Geriche yang melayani di Keceme Gundi Purwodadi menaruh perhatian terhadap penderitaan rakyat ini dan secara langsung ikut merawat. Untuk itu tahun 1903 didatangkan dr.S.Vander Ley dari Belanda untuk mendirikan Rumah Sakit Pitulungan di Purwodadi. ini merupakan embrio Rumah Sakit Yakkum Purwodadi yang sekarang, Usaha ini mendapat sambutan baik dari pemerintah daerah setempat maupun dari masyarakat sehingga kemudian dibuka balai pengobatan di beberapa tempat. Sebagai cabangnya dibuka di Sulursari, Wirosari, Kradenan, Godong, Moga, Tegal, dan Rumah Sakit Pembantu di Kaliceret. Sedang dari Rumah Sakit Pituluingan ini dibentuk Komisi Pitulungan di Kaliceret yang kemudian menjadi Rumah Sakit Kristen Kaliceret.  

 

 

          Pada masa Pendeta Kabelitz, melayani di Kaliceret tahun 1902, balai pengobatan menumpang di rumah zending. Pasien pertama diketahui Bernama Sadipah, setelah sembuh ia mengabdi di balai pengobatan, karena belum ada tenaga perawat dari Eropa.  dan karena semakin berkembang maka rumah sakit Kaliceret dibangun tahun 1907 dari subsidi dana pemerintah colonial belanda. Untuk mencukupi Kaliceret dan rumah sakit kebutuhan air tahun 1911 dibangun saluran air dan bak penampung air.

 

Kabelitz melayani jemaat Kaliceret sampai tahun 1925. Setelah Kembali dari Jerman, dan sedianya akan melayani Kaliceret, karena alasan Kesehatan maka ditempatkan di ungaran sampai meninggalnya tahun 4 desember 1929.

 

 

 

 

 

 

 

Pada Masa Jepang, Rumah Sakit Kaliceret terbengkalai bahkan menjadi tempat menawan interniran. Setelah Kemerdekaa/Jepang pergi, Rumah Sakit di Kaliceret sementara ditangani pemerintah dan akhirnya dikelola oleh YAKKUM (Yayasan Kristen Untuk Kesehatan Umum, berpusat di Surakarta) dan Rumah sakit Kristen Kaliceret dijadikan Balai Pengobatan. Sedang pada masa perang kemerdekaan (1947-1948) Rumah Sakit Kaliceret dipakai untuk merawat korban perang. Masa perkembangan Balai Pengobatan sempat mencapai kejayaan hingga memiliki 40 karyawan. Tetapi karena kondisi jalan raya yang menuju ke Kaliceret (Jalan Gubung - Kedungjati) berangsur-angsur menjadi rusak, kondisi Balai Pengobatan merosot dan akhirnya tutup pada tahun 1962. Untuk itu karyawan yang ada dipindahkan ke Puskesmas Gubug, Tanggungharjo, dan Rumah Sakit Purwodadi. Setelah itu Balai Pengobatan akhirnya hanya menjadi balai pembantu dan akhirnya ditutup. Pada tahun 1963 salah satu zaal pengobatan sebelah selatan pernah dipakai oleh jemaat GKJ Kaliceret untuk tempat ibadah.

          Pada tahun 1970 bangunan bekas Rumah Sakit Kaliceret hendak dibongkar secara paksa oleh oknum yang menganggap bangunan tersebut miliknya. Maka oleh YAKKUM masalah ini dapat diselesaikan sehingga tahun 1980 dibentuklah panitia pembongkaran dan secara resmi rumah sakit kemudian dibongkar dan dibawa ke RS.Yakkum Panti Rahayu Purwodadi. Dua bangunan yang ada yaitu zaal pria serta kompleks bangunan perkantoran serta IGD dipinjam oleh GKJ Kaliceret untuk digunakan sebagai Gedung Gereja dan Pastori GKJ Kaliceret sampai sekarang. 

 

Foto salah satu sudut perawatan di rumahsakit pitulungan yang merawat pasien Frambosia, patek penyakit kulit menular

 

          Pada masa kejayaannya, rumah sakit Kaliceret menduduki peran yang sangat penting. Banyak pasien dari luar daerah datang untuk dirawat di tempat ini. Ada dua pengobatan terkenal dari rumah sakit ini pada waktu itu, yaitu pengobatan penyakit koreng dan paru. Mengingat waktu itu lingkungan kaliceret masih sangat sejuk dengan banyaknya hutan di sekitar desa. Tetapi setelah hutan ini sekarang gungdul, Kaliceret berubah menjadi sangat panas dan sulit air.

 Pada jaman penjajahan Jepang, rumah sakit Kaliceret terbengkalai bahkan dipakai untuk menawan interniran. Sedang pada masa perang kemerdekaan (1947-1948) rumah sakit di Kaliceret banyak dipakai untuk merawat para korban perang, terutama kiriman pasien dari Semarang. Setelah Jepang pergi, rumah sakit kembali ditangani pemerintah.

 

 

Foto interniran yang napak tilas ke Kaliceret

 

            Pengelolaan bekas Rumah Sakit Kaliceret oleh Yakkum termaktuf dalam surat “Kuasa dari JAJASAN RUMAH-RUMAH SAKIT KRISTEN DJAWA-TENGAH, ALAMAT: SAGAN LOR 2  JOGJAKARTA, nomor 013/62 tertanggal Jogjakarta, 18 April 1962 kepada Ds.K.POEDJOWIJONO, Pendeta Geredja Kristen Djawa jang tergabung dalam Synode Geredja Kristen Djawa Tengah di Kalitjeret (Kedungdjati, Purwodadi-Grobogan) untuk bertindak atas nama JAJASAN tersebut di atas, guna menguasai persil-persil dengan nomor verponding 512 dan 541 di desa Mrisi (Singen-Kidul,Purwodadi-Grobogan), beserta segala bangunan-bangunan jang berdiri di atasnya, serta segala sesuatu jang terletak dan tertanam pada persil-persil tersebut, seperti yang disebut dalam Surat Pemberian Hadiah (Schenking) nomor 22 tanggal 18 September 1956 dari Wakil Notaris R.SOEGONDO NOTODISOERJO. “

Senada dengan surat di atas, JAJASAN RUMAH-RUMAH SAKIT KRISTEN DJAWA-TENGAH TJAB.PURWODADI, DJL.DARMORINI 10 PURWODADI GROBOGAN, tertanggal 31 Agustus 1962 memberita tahu kepada Sdr.Bupati Kepala DaerahTingkat II Grobogan bahwa gedung-gedung di atas persil hak egendom verponding no.512 dan persil hak egendom verponding no 541 tidak lagi dipergunakan sebagai rumah sakit. Setelah tidak dipakai sebagai rumah sakit, statusnya sebagai rumah sakit pebantu.

            Pada tahun 1970 bekas bangunan rumah sakit Kalilceret akan dibongkar oleh oknum yang merasa memiliki hak atas bangunan tersebut. Namun upaya ini dapat digagalkan oleh Majelis GKJ Kaliceret bekerja sama dengan aparat keamanan setempat (cerita berdasarkan kesaksian Pdt.Em Driyoso Samuel). Pada waktu malam itu sudah didatangkan para tenaga bongkar lengkap dengan truk dan peralatannya.

 Tahun 1974 JAWATAN KESEHATAN RAKYAT KABUPATEN GROBOGAN tertanggal 8 Agustus 1974, berdasarkan surat Dokter Pemimpin YAKKUM cabang Purwodadi tertanggal 1 Agustus 1974 yang menyatakan bahwa gedug-gedung bekas pembantu Rumah Sakit Kaliceret hanya digunakan untuk BP saja, sedang gedung-gedung lain tidak dipergunakan, tidak keberatan atas permohonan Yakkum Cabang Purwodadi untuk membongkar sebagian dari gedung bekas Rumah Sakit Kaliceret untuk meneruskan pemangunan rumah sakit Yakkumdi Purwodadi. Keputusan atas pembongkaran  sebagian dari gedung bekas Rumah Sakit Kaliceret dikeluarkan oleh BUPATI KEPALA DAERAH TINGKAT II GROBOGAN tertanggal 26 Oktober 1976.

Tanggal 2  Mei 1977 YAYASAN KRISTEN UNTUK KESEHATAN UMUM (YAKKUM) CABANG KABUPATEN GROBOGAN BP/BKIA/KLINIK BERSALIN PANTI RAHAYU memberitahukan kepada Kepala Desa Mrisi tentang rencana pembongkaran.

Tanggal 3 Mei 1977 YAYASAN KRISTEN UNTUK KESEHATAN UMUM (YAKKUM) CABANG KABUPATEN GROBOGAN BP/BKIA/KLINIK BERSALIN PANTI RAHAYU meminta bantuan Majelis GKJ Kaliceret, yaitu Sdr.Budi Utomo, Sdr.Srijono, dan Sdr.Radiman Kadarmanto untuk membantu pengamanan pelaksanaan pembongkaran sampai selesai.

Tanggal 26 Mei 1977 YAYASAN KRISTEN UNTUK KESEHATAN UMUM (YAKKUM) CABANG KABUPATEN GROBOGAN BP/BKIA/KLINIK BERSALIN PANTI RAHAYU memberi mandat kepada  Majelis GKJ Kaliceret untuk menjada ketertiban dan keamanan terhadap sisa bangunan yang masih ada serta tanah-tanah yang ada termasuk tanah sisa bongkaran untuk dikelola oleh Majelis GKJ Kaliceret. 

          Seluruh bangunan rumah sakit dibongkar dan dikirim ke Purwodadi untuk memperkokoh bangunan rumah sakit YAKKUM di Purwodadi. Hanya bekas zaal pria dan kompleks perkantoran yang dipinjam oleh GKJ Kaliceret untuk dijadikan gereja dan pastori GKJ Kaliceret.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar