Menurut Mbah Kalidah (Meninggal pada 3 April 2007 pada usia 101 tahun, istri
Mbah Isakar, Kyai Badrun dari Kuripan Purwodadi yang mengubah namanya dengan
Isakar setelah menjadi Kristen, seorang Kolporteer/pedagang buku rohani),
sebelum ada gereja (sekarang GKJTU), Kaliceret baru dihuni oleh lima orang. Sekitar
Kaliceret masih lebat oleh hutan jati. Baru setelah itu orang-orang dari
Salatiga Zending membangun rumah dari welit/ilalang yang dulunya berlokasi di
Pastori GKJ Kaliceret yang sekarang ini. Rumah welit tersebut oleh orang-orang
asing tadi dipakai untuk mengabarakan Injil terutama melalui bidang kesehatan.
Beberapa orang yang sembuh dari penyakitnya tidak mau kembali ke daerah
asalnya, tetapi menetap di Kaliceret dan menjadi Kristen. Jadi tempat itu
disamping sebagai balai pengobatan juga dipakai sebagai tempat
ibadah juga sekaligus pastori. Mereka yang pernah tinggal di tempat itu adalah
Pdt.Steisen, Pdt.Prusdey, dan Pdt.Panenga.
Rumah kaliceret kuno dari welit seperti yang diceritakan mbah Kalidah. Bruder Bansemer dan Bruder Heintze bersama anak-anak sekolah Kaliceret
Mbah Kalidah, istri Bp.Isakar, kolporteer Kaliceret
- Anggota majelis GKJ Kaiceret pada saat perpecahan gereja adalah :Guru Injil Yosafat, Bp.Isakar, Bp.Semangun, Bp.Yoram, Bp.Paulus, Selain Bapak Yosafat semua mejelis berjabatan penatua.
- TK Kristen Kaliceret pertama kali menempati bekas rumah sakit kaliceret di bagian rumah dinas pegawai. Lalu pindah lagi ke bagian rumah dinas bersalin, pindah ke ruang kantor, baru yang terakhir menjadi satu kompleks dengan SD Kristen Kaliceret.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar