GKJ
Kaliceret menjadi bagian wilayah Klasis Purwodadi dengan anggota sebanyak 14
gereja dewasa. Yaitu: GKJ Kaliceret, GKJ Wisma Nugraha-Tegowanu, GKJ
Tempurung-Gubug, GKJ Mijen, GKJ Juwangi, GKJ Wolo, GKJ Gundih, GKJ Purwodadi,
GKJ Grobogan, GKJ Wirosari, GKJ Ngaringan, GKJ Sodo, GKJ Kradenan, GKJ
Sulursari. Secara sinodal tergabung dalam anggota Sinode GKJ, yang beralamat di
Jl.Dr.Sumardi no.10 Salatiga.
GKJ Kaliceret sekarang ini sendiri
memiliki 3 pepanthan/cabang, yaitu: Kedungjati, Ringinpitu, Penadaran. Dulu
pernah memiliki pepanthan di Gunung Tumpeng, Gunung Wulan, dan Pepe. Semuanya
terletak di Kecamatan Kedungjati. Tetapi karena kurang tenaga dan kurang
perawatan, pepanthan itu sekitar tahun 1980 sudah tidak ada. Disamping itu
sebagian besar warganya waktu itu transmigrasi ke Kalimantan/Sumatra.
Sebagai gereja hasil peninggalan
Belanda, GKJ Kaiceret justru mengalami tantangan kemandirian, terutama
kemandirian dana. Hal ini bisa dimengerti, sebab pola asuh yang diterapkan
zending untuk jemaat waktu itu kurang mempersiapkan jemaat untuk kemandirian.
Semua dana tenaga gereja dicukupi oleh Belanda. Jemaat datang ke gereja tidak
terbiasa membawa persembahan. Bahkan mereka ke gereja justru mendapat kebutuhan
sehari-hari, seperti kebutuhan makanan dan pakaian. Setiap Natal dibagi roti
secara gratis. Pola asuh ini menimbulkan mentalitas suka diberi dari pada
memberi atau berkorban.
Data
Jemaat
Kondisi
Sosial Ekonomi Jemaat
Data
Keuangan Gereja
Data
Majelis dan Komisi
Program
Gereja
Tantangan Gereja
Tidak ada komentar:
Posting Komentar