OUT
OUT
LINE KOTBAH
GKJ
Sidomukti, Minggu, 9 Agustus 2015
Bacaan 1 :
1 Raja 19:4-8 Bacaan 2 :
Efesus 4:25-5:2 Bacaan 3 :
Yohanes 6:35, 41-51 (Dasar Kotbah) Tanggapan :
Mzm 34:2-9 |
Berita Anugerah : 2 Taw
30:8 Petunjuk Hidup Baru : Amsal 29:11 Persembahan : Matius
5:23-24 |
Judul Kotbah: ROTI KEHIDUPAN/ROTI
PANGURIPAN
I. Roti atau makanan merupakan dasar
kebutuhan tubuh manusia.
A. Menurut
sejarah, perkembangan manusia masa lalu diawali dengan kebutuhan
dasar makan baru pakaian (Band.teori Maslow). Pakaian awalnya tidak
menjadi
kebutuhan moral etis, tetapi dalam rangka keamanan dan bertahan hidup.
1. Di mana
manusia tercukupi kebutuhan pangan, perkembangan kebudayaan
dan seni berkembang pesat.
2. Tetapi
dimana masyarakat dari daerah sulit pangan, disitu terjadi banyak
perilaku kemiskinan (Pengemis biasanya dari
daerah2 tertentu).
B. Dengan makanan tubuh manusia menerima nutrisi sehingga ada energi
kehidupan yang menggerakkan
seluruh tubuhnya.
1. Makanan
bersifat memberi enegi kehidupan (Band Cerita Elia mendapat
kekuatan lagi dalam 1 Raja 19:4-8
2. Ada makanan
yang bersifat menyerap/merusak/mengotori energi hidup
manusia. Manurut saudara, makan itu
mengotori tubuh manusia atau tidak?
Ada organ penyaring makanan: ginjal, hati, dll.
3. Sikap
penting ketika makan adalah spiritualitas makan: pikiran yang jernih
tidak terbeban secara emosional (asam
lambung), kenapa orang makan
rasanya mau muntah, kenapa ada maag, ada
korelasi sikap batin dengan
organ lambung.
4. Oleh karena
itu sikap memberi energi kehidupann berkaitan dengan porsi dan
mentalitas manusia harus merasa cukup/pasrah
dan berserah
- ada nasehat bijak, berhentilah makan sebelum kenyang, makanlah
sebelum terasa lapar
- sesuatu yang berlebih tidak baik (kekenyangen, kelaparan, ).
A. Kebutuhan
makanan menyebabkan manusia menjadi mahluk yang paling
eksploitatif.
1. Erusakan
alam lingkungan tidak semata memenuhi kebutuhan perut manusia.
Tetapi kebutuhan perut berarti juga
keserakahan, ketamakan, dan kerakkusan.
B. Karena
makanan orang menjadi tega menghancurkan kehidupan bersama.
1. Korupsi
pada dasar adalah pemuasan nafsu keserakahan manusia.
2. Penyeragaman
jenis makanan, sebagai bentuk kapitalisasi dan dominasi
kebudayaan. Orang yang makanan pokoknya
beras dianggap lebih superior.
Sementara yang makanan pokoknya sagu, jagung
atau tiwul, dianggal lebih
rendah. Sering standar sosial masyarakat
diukur berdasarkan dominasi
kekuasaan. Maka terjadi eksplotasi alam,
pembukaan lahan uuntuk
persawahan. Ttindakan ini justru
bertentangan dengan makna kebersamaan
bangsa dalam rangka merawat kehidupan.
II. Ajaran Tuhan Yesus mengenai hidup kekal
menunjuk pada diriNya sendiri sebagai roti
kehidupan. Apa yang dimaksud dengan roti kehidupan di sini?
A. Konteks
perikop ini:
1. Orang
banyak berbondong-bondong untuk mencari Yesus, bukan karena percaya
akan kemesiasan Yesus, tetapi karena mereka telah makan dan kenyang
(Yesus
memberi makan lima ribu orang: Yoh.6:1-15). Kira-kira jaman ini apakah
masih
ada orang Kristen yang punya mentalitas seperti ini, artinya mencari
Yesus karena
harapan dan keinginannya terpenuhi?
2. Injil ini
ditujukan terutama kepada orang-orang Yahudi keturunan Yunani.
Mereka sangat sulit menerima kemesiasan Yesus. Oleh karenanya penjelasan
mengenai Yesus sebagai roti dari sorga sangat kronologis dengan
penjelasan yang
panjang lebar dan bertele-tele.
a. Orang-orang
Yahudi tidak bisa menerima kemesiasan Yesus sebagai roti yang
turun dari sorga.
b. Mereka
mempercayai roti yang turun dari sorga adalah manna pada jaman
Musa. Waktu itu umat Israel dibimbing Tuhan
dari Mesir menuju Kanaan
selama 40 tahun perjalanan. Dalam perjalanan
di padang gurun itu mereka
dirawat Allah dengan roti yang setiap hari
turun dari langit. Roti itu
dijelaskan rupanya kecil-kecil sebesar
ketumbar,berwarna putih dan rasanya
manis. Mana sendiri dalam bahasa Ibrani
berarti Apa itu/Apa..iki? Mereka
setiap hari harus mengambil secukupnya untuk
keperluan sekeluarga.
Sebelum Sabat mereka harus mengambil dua
bagian. Sebab pada hari Sabat
mereka tidak boleh bekerja.
c. Ketika
Yesus memproklamirkan diri sebagai yang turun dari sorga orang
Yahudi tidak bisa menerima, apalagi mereka
mengenal sekali siapa Yesus
yaitu anak Yusuf dan Maria tetangga mereka.
1. Menjelaskan
makna tubuhNya sebagai roti dan darahNya sebagai
minuman
2. Keduanya
harus diterima untuk memberikan kehidupan
B. Yesus
menyebut diriNya sebagai roti kehidupan.
1. Roti adalah
lambang tubuhNya sebagai korban tebusan dosa di kayu salib
2. DarahNya
sebagai lambang minuman yang menyegarkan kehidupan manusia.
3. Ayat ini
menjelaskan tentang perjamuan kudus kepada jemaat waktu itu.
4. Ketika kita
bersedia menerima anggur dan roti perjamuan, maka kita mengakui
pengorbanan Yesus yang telah mengorbankan tubuhnya sebagai roti
kehidupan
dan darahNya sebagai lambang minuman yang memberi kehidupan.
C. Akulah roti
hidup, barang siapa datang kepadaku ia tidak akan lapar lagi. Barang
siapa percaya kepadaku ia tidak akan haus lagi.
1. Datang
artinya menyambut keselamatan yang diberikan Tuhan Yesus Kristus
2. Percaya
artinya menerima kahadiran Tuhan Yesus dalam kehidupan kita.
III. Aplikasi
Perikop ini kita hayati dalam rangka
memperingati HUT Kemerdekaan RI Ke 70. Inti aplikasi ini adalah bagaimana
anugerah kehidupan ini benar-benar mewarnai/menhidupkan/merawat kehidupan
bersama sebagai sebuah bangsa.
Orang-orang Kristen adalah komunitas yang
telah diselamatkan dalam Tuhan Yesus Kristus, memilki roti hidup, yaitu
memiliki Yesus Kristus. Artinya setiap orang Kristen telah memilki kehidupan
itu sendiri, yatu kehidupan yang sesuai kehendak Allah. Maka apa yang mestinya
kita lakukan?
`
A. Mestinya
orientasi hidup kita harus dihayati sebagai anugerah kehidupan yang
diberikan oleh Allah. Karena anugerah, sehingga bukan milik kita
sendiri, tetapi
milik Allah dan bagian dari orang lain juga. Harus menjadi berkat bagai
sesama.
1. Dalam
kaitan berbagi, sebenarnya Alkitab telah mengajarkan kepada kita tentang
perpuluhan. Teman2 Islam mengharuskan memberikan dermanya sebagai
infag/korban sembahan sebanyak 2,5%. Makna
teologisnya untuk membersihkan
rizqi yang diterima supaya menjadi halal. Jadi seandainya kita menyantap
makan
dimeja, secara teologis kalau belum memenuhi kewajiban spiritual
tersebut,
sebenarnya ada hak anak yatim, janda-janda, orang miskin yang sedang
dirampas.
2. Yang sering
terjadi kebanyakan menganggap hidup yang dimiliki sebagai prestasi
diri. Sehinngga kurang menghargai liyan dan cenderung meremehkan yang
lain.
B. Maka harus
bisa menggerakkan kehidupan yang lain.
Gereja perlu
melakukan program nyata yang menghidupkan kebersamaan: misalnya
mengadakan buka
puasa untuk para tukang becak. Menghijaukan ruang kosong kota
dengan penanaman
pohon (Kaloka mestinya ditanami beringin, kasihan
Diponegoro).
C. Kehidupan
dari Allah harus diterima dengan iman. Bukan dimensi ragawi akal saja
yang mendapat
porsi dominan. Sebab ada banyak dimensi lain dalam kehidupan kita
yang belum
tersentuh. Misalnya ranah lain yang bisa diolah dan diasah: kekuatan
penyembuh
(menumpangkan tangan, kekuatan doa, kharisma mengobati, dll),
menafsirkan
aura, mendeteksi penyakit, mencari sumber air, dll). Dimensi ini
jarang2 mendapat
perawatan.
D. Karena
kehidupan manusia itu memiliki banyak kelemahan, maka kita harus hidup
bergantung sepenuhnya pada kehendak firman Allah.
- Yesus dalam
Matius 4: 4 pernah berkata, “Manusia hidup bukan dari roti saja,
tetapi dari setiap firman yang keluar dari
mulut Allah.
E. Tujuan
ultima makan mestinya bukan hanya untuk memenuhi kebuthan fisik saja,
tetapi untuk memenuhi kepuasan batin dan membangun relasi dengan Allah.
1. Ritme fisik
manusia mengenai lapar, makan dan kenyang, mestinya bisa dipakai
menjadi wahana olah spiritual, misalnya untuk latihan prihatin, tarak,
berpuasa,
dll:
Senin- Kemis, Puasa Kaul
Orang katolik mengenal tradisi Puasa dan berpantang
Berpuasa, bisa diganti jam makannya menjadi mulai sore sampai malam
Tetapi berpantang, memang sama sekali tidak melakukan yang disukai
selama
berpuasa, tujuannya untuk penyembuhan penyakit batin, seperti
ketergantungan
merokok, ketergantungan berbelanja, dll.
D. Semuanya ini perlu kita lakukan untuk mengolah diri menjadi taat kepada Krisus
untuk merawat kehidupan bersama yang dianugerahkan Tuhan:
Sebab itu jadilah penurut-penurut Allah, seperti anak-anak yang
kekasih, sebagai mana Kristus Yesus juga telah mengasihi kamu dan telah
menyerahka diriNya untuk kita sebagai persembahan dan korban yang harum bagi
Allah (Efesus 5:1-2)
CARA WANITA NGADHEPI KASANGSARANIPUN
I Samuel 1:
I. Pembukaan
A, Kabanding tiyang jaler, pundi
ingkang langkung tabah ngadhepi kasangsaran? Tiyang jaler napa tiyang estri?
Punapa
titikanipun: menawi tiyang jaler
Punapa
titikanipun: menawi tiyang estri
Pundi
ingkang langkung gampil nangis,
Pundi
ingkang langkung gampil mutung, lsp.
B. Antawis perasaan lan logika, pundi
ingkang langkung katengenaken nalika ngadhepi masalah
II. Isi
A. Masalah
ingkang dipun adhepi brayatipun Elkana:
1. Hana
mboten gadhah anak
2. Wonten
dredah persaingan ing antawisipun Hana lan Penina
3. Penina
tansah damel seriking manahipun Hana, malahan saben taun saben saos kurban ing
daleming Sang Yehuwah.
B. Sikap/cara
anggenipun ngadhepi masalah/kasangsaran:
1. Hana:
A. Nangis
lan emoh mangan
B. Kalawan
ati kang sedhih, Hana nyenyuwun marang Sang Yehuwah, kambi nangis
senggrak-senggruk.
C. Nglairaken
ujar: (ayat 11 kawaos)
D. Awit
saking bebeging manahipun, mila Hana ngantos dangu sesambat dhateng Gusti (ayat
16).
2. Pak
Elkana: menyederhanakan masalah/nggampangke/he leh
3. Imam
Eli:
A. Nalika
imam Eli namatake tutukipun Hana ndendonga umak-umik, Hana dipun anggep ima Eli
mendem
B. Sasampunipun
mangertos punapa ingkang dipun tindakaken dening Hana, imam Eli
III. Panutup/Aplikasi
A. Kita
perlu tenang ngadhepi momotan
B. Kita
kedah pados pitulungan ingkang tepat dhateng alamat ingkang tepat
C. Kita
kedah tabah ngadhepi momotan/kasangsaran
D. Kita
kedah nggadhahi pangajeng-ajeng ingkang kiyat lan ageng
KAPIMPIN DENING ROH (Yokanan 14:8-17,
25-27)
I. Pembukaan (Ilustrasi/nggambaraken bab Juru Panglipur)
A. Bapak/Ibu nate besuk?
1. Napa tujuanipun nalika panjenengan besuk?
2. Syarat napa ingkang paling penting nalika tiyang nggadhahi angkah
badhebesuk?
3. Tembung-tembung kados punapa/tumindak kados punapa ingkang perlu
sanget kita
ucapaken/tindakaken dhateng tiyang ingkang
kita besuk?
A. Saumpami ingkang kita besuk ngalami sakit parah?
B. Saumpami ingkang kita besuk miturut dokter sampun mboten wonten pangajeng-ajeng.
C. Napa ingkang kedah kita ucapaken/tindakaken?
B. Saumpami tiyang besuk punika kita samekaken kaliyan juru panglipun,
saumpami panjenengan
badhe milih/nemtokaken juru panglipur, kinten-kinten syaratipun kados
pundi/punapa?
1. Juru Panglipur/maringi panglipur
2. Mampu memberi semangat
3. Memberi kekuatan
4. Hadir saat dibutuhkan
5. Mboten kosokwangsulipun
C. Peran Juru
Panglipur punika penting sanget kita mangertosi, supados kita saget ngraosaken
Tumedhaking Sang Roh Suci minangka Juru
Panglipur.
II. Isi
A. Dinten Punika pengetan Tumedhaking Sang Roh Suci/Pentakosta (penta;
5, kosta ; 10 = 50 dinte sasampunipun paskah). Ringkasan peristiwa:
1. Nalika pengetan mangsa panen, tiyang Yahudi ingkang mursid ing
saindenginng jagad sami
makempal sami mbekto pisungsung panen, ugi
para rasulipun Gusti Yesus sami makempal.
2. Nalika sami makempal, Roh Suci tumedhak dhateng para sekabat wujud
ilat-ilataning latu
ing lajeng sekabat sami medhar pangandika
dhaten sedaya bangsa ngagem basa para ingkang
sami rawuh
B. Para sekabat dipun paringi panglipur sanes: Roh Suci, kangge
nyarengi gesangipun:
1. Nuntun sekabat pitados kaliyan Sang Rama, kadosdene Filipus ingkang
angel pitados dhateng Gusti Yesus Kristus (ayat 8-9).
2. Para sekabat angel pitados karana kalimputan sedhih badhe pun tilar
Gusti.
C. Sang Roh Suci mbereg manahipun sekabat supados sami tresna dhateng
Gusti kanthi netepi
pepakenipun Gusti (ayat 15-16).
D. Sedaya dipun wulangaken dhaten para sekabat mumpung Gusti taksih
nunggal kaliyan para
sekabat (ayat 25):
1. Mumpung = kesempatan terakhir
2. Sasampunipun berarti para sekabat kedah mandiri, martosaken punapa
ingkang sampun
dipun wulangaken (ayat 26)
III. Penutup/Aplikasi
A. Pengetan tumedhakipun sang roh suci nuntun kita mbikak manah supados
Roh Suci saged
makarya ing gesang kita:
1. Penngetan tumedhakipun Sang Roh Suci punika kedadosan ing pasamuwan
wiwitan ing
Yerusalem, mboten ing pasamuwan Kaliceret.
2. Punapa peristiwa punika kinten-kinten saget dumados ing pasamuwan
kaliceret nggih?
3. Roh punapa ingkang kathah nedhaki pasamuwan ing Kaliceret nggih?
B. Gesang kapimpin dening Roh Suci saged dumados menawi:
1. Ingkang dipun pimpin manut kaliyan kersaning Roh
Suci/Allah, mboten manut pikajengipun
piyambak.
2. Manut panuntuning Roh Suci punika pancen abot tur angel.
C. Roh Suci
pimpin gesang kita minangka sang juru panglipur:
1. Panglipur = motivator, penyemangat, pemberi kekuatan
2. Dipun betahaken nalika kita ngadhepi mangsa gagal, kebak reribet,
kebak kasisahan
3. Mangga, kita gesang mbabaraken panglipur/kekiyatan kagem ngasanes
KEKUATAN
PEREMPUAN
Matius
15:21-28
I.
Pembukaan
A. Kalau
saya berkata mengenai perempuan, apa yang bapak/ibu/saudara bayangkan? Siapakah
perempuan itu? Bagaimana ciri-ciri fisiknya?
B. Sebaliknya,
Kalau saya berkata mengenai laki-laki, apa yang bapak/ibu/saudara bayangkan?
Siapakah laki-laki itu? Bagaimana ciri-ciri fisiknya?
C. Dari
kedua ciri-ciri tersebut, baik laki-laki maupun perempuan, bisakah kita
mengetahui dimana kekuatan seorang perempuan terletak? Di kekuatan fisiknya,
atau justru dikekuatan spiritualnya? Mari kita belajar dari bacaan firman hari
ini!
II.
Isi
Dalam
perikop bacaan firman hari ini diceritakan bahwa Yesus pergi dari situ,
yaitu Genersaret, dan menyingkir ke daerah Tirus dan Sidon. Maka datanglah
seorang perempuan Kanaan dari daerah itu dan berseru: "Kasihanilah aku, ya
Tuhan, Anak Daud, karena anakku perempuan kerasukan setan dan sangat
menderita."
Mendengar teriakan itu
Yesus sama sekali tidak menjawabnya. Seolah-olah Yesus tidak mempedulikan
teriakan perempuan itu. Lalu
murid-murid-Nya datang dan meminta kepada Yesus supaya ia pergi, karena ia
mengikuti Yesus dengan berteriak-teriak.
Bisa kita bayangkan seperti
apa sakitnya perasaan perempuan Kanaan tadi karena tidak ditanggapi Yesus bahkan diusir oleh murid-murid-Nya.
Kalau saudara dan saya jadi perempuan itu apa yang kira-kira akan kita lakukan,
apakah akan terus berteriak, marah, atau mutung? Mungkin tindakan ketiga inilah
yang sering dilakukan.
Bahkan sepertinya tindakan Yesus seolah lebih
menyakitkan lagi ketika Yesus berkata: "Aku diutus hanya kepada
domba-domba yang hilang dari umat Israel." Perkataan ini memang menjadi
anggapan umum orang Yahudi, bahwa bangsa diluar bangsa Yahudi adalah bukan
bangsa pilihan Allah. Mereka diluar Allah. Oleh karena itu mereka tidak akan
mendapat bagian keselamatan. Itu artinya termasuk perempuan Kanaan ini, Seperti
itu anggapan para murid.
Namun ternyata perempuan
Kanaan ini bukan sosok perempuan yang lemah. Dia perempuan yang gigih. Dia
tidak mudah menyerah. Bahkan memiliki iman yang besar kepada Tuhan. Maka ketika
Yesus berkata demikian, tetapi perempuan itu mendekat dan menyembah Dia sambil
berkata: "Tuhan, tolonglah aku." Tetapi Yesus menjawab: "Tidak
patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada
anjing."Kata perempuan itu: "Benar Tuhan, namun anjing itu makan
remah-remah yang jatuh dari meja tuannya."
Dengan perkataan Tuhan
Yesus yang seperti ini sebenarnya Yesus bukan hendak merendahkan perempuan
Kanaan ini dengan anjing, tetapi Yesus mengibaratkan keselamatan yang
dikerjakan hanya untuk umat Israel saja, bukan untuk yang lain, termasuk
Kanaan. Namun demikian perempuan ini menyampaikan suara imannya, bahwa diapun
yang dianggap anjing oleh orang-orang Yahudi juga rindu menantikan keselamatan
dari Allah dari Meja yang Maha Agung.
Mendengar besarnya ikrar
iman perempuan Kanaan ini, maka Yesus menjawab dan berkata kepadanya: "Hai
ibu, besar imanmu, maka jadilah kepadamu seperti yang kaukehendaki." Dan
seketika itu juga anaknya sembuh.
III.
Penutup (Aplikasi).
A. Sebagai
perempuan apakah saudara termasuk orang yang kuat? Atau justru orang yang
lemah/cengeng?
B. Apakah
saudara sebagai perempuan sudah menyadari kelemahannya? Dan sebaliknya,
menyadari kekuatannya? Bisakah menyebutkan itu
C. Di
tangan iman seorang perempuan, keluarga Perempuan Kanaan itu selamat/mampu
mengatasi masalah kehidupannya.
D. Dengan
perenungan ini, dalam konteks peringatan hari Kartini, kita semua, terutama
kaum laki-laki di ajak menghargai jasa kaum perempuan, termasuk memberi ruang
peran yang sama dengan kaum laki-laki. Coba bayangkan kalau perempuan dalam
rumah tangga ngambek tidak melakukan perannya! Semua akan mengalami kesulitan.
E. Ada
pepetah penting: Kekuatan Perempuan Ada Pada Kelembutannya. Kelemahan laki-laki
ada pada kekuatannya (Bandingkan cerita Simson dan Delila). `Godaan laki-laki
ketika banyak uang, godaan perempuan, ketika tidak punya uang.
Menyembah Tuhan dalam
Kerendahan hati
(Lukas 7:1-10)
I.
Pembukaan/Ilustrasi
A. Seekor anjing kecil sedang
berlari di ladang tuannya. Ketika ia mendekati kandang kuda,
tiba-tiba sang kuda berkata, “Pasti kamu
binatang baru di sini. Cepat atau lambat kamu
akan tahu, kalau pemilik ladang ini mencintai saya melebihi binatang
yang lain. Sebab
saya bisa mengangkut banyak barang
untuknya. Saya kira binatang sekecil kamu tidak
Akan ada artinya di mata tuan kita.”
Anjing itu menundukkan kepalanya lalu pergi.
B. Lalu sang anjing kecil itu
mendengar sapi di sebelah kandang berkata, “Saya adalah
binatang yang paling terhormat di sini.
Sebab nyonya di sini membuat keju dan mentega
dari susu saya. Tentu kamu binatang
paling tak berguna di sini.” Cemooh sang sapi.
C. Sementara itu si domba di
sampingnya berteriak, “Hai sapi, kedudukanmu tidak lebih
tinggi dari aku. Sebab dengan memanen
bulu setiap saat, aku telah memberi
kehangatan kepada seluruh keluarga ini.
Tentang anjing kecil ini, saya setuju. Memang
dia binatang paling tidak berguna.”
D. Satu per satu seluruh
binatang ternak di ladang itu saling berteriak. Mulai dari ayam,
kambing, kerbau, itik, dll. Semua merasa
sebagai binatang yang paling berjasa bagi
tuannya. Semua mengecam anjing kecil
sebagai binatang yang paling tidak berharga.
E. Terpukul oleh berbagai
kecaman semua binatang di ladang tadi, akhirnya anjing kecil
tadi menyingkir dan mulai menangis
meratapi nasibnya. Di tengah ratapan tangisnya,
seekor anjing tua mendekat dan berkata,
“Memang benar bahwa kamu terlalu kecil
untuk menarik pedati, kamu tidak bisa
memberikan telur, susu, ataupun bulu untuk
kehangatan tuanmu. Tetapi bodoh sekali
kalau kamu menangisi sesuatu yang tidak bisa
kamu lakukan. Kamu harus melakukan
sesuatu yang kamu mampu untuk meraih
kegembiraan.” Demikian hibur sang anjing
tua.
F. Malam itu ketika sang
pemilik ladang baru pulang dan tampak sangat letih. Anjing kecil
tadi menyambut dengan menjilati kaki
sang majikan kemudian melompat ke
Pelukannya. Dan sambil menjatuhkan diri
ke tanah, sang pemilik ladang tadi berguling
bersama sambil tertawa riang gembira.
G. Akhirnya pemilik ladang itu
memeluk erat anjing kecil itu seraya mengelus kepalanya
dan berkata, “Meskipun saya pulang dalam
keadaan letih, tetapi semua menjadi sirna
saat kamu menyambutku. Sungguh kamu
adalah binatang yang paling berharga
diantara semua ternak saya.”
II.
Isi
A. Andikata hidup kita itu
kita bandingkan dengan cerita ilustrasi tadi, mungkin kita
kebanyakan akan menjadi sombong seperti
dalam cerita tadi. Sobong mungkin karena
memiliki banyak kekuatan, berjabatan
tinggi, memiliki harta banyak, dsb.
B. Namun tidak demikian yang
dilakukan oleh perwira di Kapernaum dalam perikop kita:
1.
Perwira
adalah kepala pasukan Romawi dengan kekuatan beberapa ratus orang.
Pada awal masa
monarkhi (Daud dan *Salomo) perwira berarti sebuah pasukan
atau pengawal
dalam skala kecil.
2.
Kapernaum
Letaknya 4 km sebelah Barat muara Yordan pada danau Genesaret.
Sebuah kota
perbatasan antara negara yang diperintahkan Filipus dengan negara
Herodes Antipas.
Penjagaan Romawi ada di situ. Tempat tinggal Simon dan
Andreas. Salah
satu kota yang paling sering disebut dalam Injil-injil, terletak di barat
laut pantai Laut
*Galilea, dan merupakan pusat industri perikanan. Bisa
dibayangkan
seperti apa perwira ini. Paling tidak dia seorang kepala pasukan di
daerah
kaya/basah.
3. Namun perwira ini seorang
yang sangat peduli dengan bawahannya, yaitu
hambanya, babunya: bahkan sangat menghargainya, Hamba itu sedang sakit keras
dan hampir mati. Perwira ini merasa memiliki
tanggung jawab yang besar tidak saja
ketika sehat tetapi ketika sakit. Bukan main habis manis sepah di buang.
Kalau
untung tetap di pakai, kalau tidak, dibuang saja, bukan seperti itu.
4. Ketika perwira itu mendengar tentang Yesus, ia menyuruh
beberapa orang tua-tua
Yahudi kepada-Nya untuk
meminta, supaya Ia datang dan menyembuhkan
hambanya. Jadi didepan
pejabat agama Yahudi ternyata perwira ini seorang yang
sangat berwibawa dan
disegani, karena ia bisa suruh-suruh pejabat tinggi agama
Yahudi waktu itu.
5. Lalu Yesus pergi bersama-sama dengan mereka (pejabat tinggi
agama Yahudi)
pergi ke rumah sang
perwira.
6. Ketika Ia tidak jauh lagi dari rumah perwira itu,
perwira itu menyuruh
sahabat-sahabatnya untuk mengatakan
kepada Yesus: "Tuan, janganlah
bersusah-susah, sebab aku tidak layak
menerima Tuan di dalam rumahku;sebab itu
aku juga menganggap diriku tidak
layak untuk datang kepada-Mu. ” Perwira ini
merasa hidupnya sangat tidak layak
untuk menerima kehadiran Tuhan di rumahnya,
sekalipun Yesus berkenan.
7. Tetapi perwira ini meminta kepada Yesus untuk mengatakan
saja sepatah kata,
maka hambanya itu akan
sembuh.
8. Ketika mendengar perkataan suruhan perwira Kapernaum
tadi, Yesus memuji iman
sang perwira dengan
mengatakan: "Aku berkata kepadamu, iman sebesar ini tidak
pernah Aku jumpai,
sekalipun di antara orang Israel!"
9. Dan setelah orang-orang yang disuruh itu kembali ke
rumah, didapatinyalah hamba
itu telah sehat kembali.
III.
Penutup/Aplikasi
A. Kira-kira, apakah jaman
ini, atau minimal di jemaat ini, apakah orang seperti perwira di
Kapernaum ini masih ada?
1. Berjabatan tinggi, tetapi
rendah hati. Umumnya bagaimana?
2. Perhatian dan peduli pada
bawahannya, hambanya, atau budhaknya, atau babunya;
tidak diskriminatif dan meremehkan, peduli pada urusan remeh. Umumnya
bagaimana? Sedikit-sedikit menyuruh? Sedikit-sedikit memerintah? Dsb.
3. Mengasihi bangsanya,
bagaimana dengan kita? Apa bentuknya?
4. Menanggung pembangunan
rumah ibadat. Nah yang ini bagaimana? Apakah juga
ada di sini?
5. Beriman sangat besar: kaya,
sukses, berjabatan tinggi, tetapi beriman besar (ya
sugih lan akeh bandhane, ya gede amale)
B. Andaikata memang orang
seperti perwira di Kapernaum ini ada di jemaat ini, kira-kira
apakah Saudara tersinggung atau tidak,
atau justru senang andaikata Yesus waktu itu
berkata kepada jemaat ini begini: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya iman sebesar
ini tidak pernah Aku jumpai, sekalipun
di antara orang Kaliceret!"
C. Tema kotbah kita, menyembah Tuha dalam kerendahan hati,
mengajak kita untuk
datang, hidup dan beribadah dalam
kerendahan hati. Sebab jika tinggi hati, kita tidak
akan berkenan. Kita tidak akan
mendapatkan berkat dari ibadah kita.
D. Baiklah kita meneladani sikap rendah hati ketika datang
ke hadapan Tuhan seperti yang
dikatakan Tuhan Yesus dalam Lukas
18:10-14 (dibacakan).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar