Selasa, 19 Desember 2023

KUMPULAN OUTLINE KOTBAH/RENUNGAN

 OUT

OUT LINE KOTBAH

GKJ Sidomukti, Minggu, 9 Agustus 2015

 

Bacaan 1         : 1 Raja 19:4-8

Bacaan 2         : Efesus 4:25-5:2

Bacaan 3         : Yohanes 6:35, 41-51

            (Dasar Kotbah)

Tanggapan       : Mzm 34:2-9

 

Berita Anugerah                      : 2 Taw 30:8

Petunjuk Hidup Baru  : Amsal 29:11

Persembahan               : Matius 5:23-24

 

 

Judul Kotbah: ROTI KEHIDUPAN/ROTI PANGURIPAN

 

I. Roti atau makanan merupakan dasar kebutuhan tubuh manusia.

A. Menurut sejarah, perkembangan manusia masa lalu diawali dengan kebutuhan

       dasar makan baru pakaian (Band.teori Maslow). Pakaian awalnya tidak menjadi

       kebutuhan moral etis, tetapi dalam rangka keamanan dan bertahan hidup.

1. Di mana manusia tercukupi kebutuhan pangan, perkembangan kebudayaan

   dan seni berkembang pesat.

2. Tetapi dimana masyarakat dari daerah sulit pangan, disitu terjadi banyak

   perilaku kemiskinan (Pengemis biasanya dari daerah2 tertentu).

B. Dengan makanan tubuh manusia menerima nutrisi sehingga ada energi

   kehidupan yang menggerakkan seluruh tubuhnya.

1. Makanan bersifat memberi enegi kehidupan (Band Cerita Elia mendapat

   kekuatan lagi dalam 1 Raja 19:4-8

2. Ada makanan yang bersifat menyerap/merusak/mengotori energi hidup

   manusia. Manurut saudara, makan itu mengotori tubuh manusia atau tidak?

Ada organ penyaring makanan: ginjal, hati, dll.

3. Sikap penting ketika makan adalah spiritualitas makan: pikiran yang jernih

   tidak terbeban secara emosional (asam lambung), kenapa orang makan

   rasanya mau muntah, kenapa ada maag, ada korelasi sikap batin dengan

   organ lambung.

4. Oleh karena itu sikap memberi energi kehidupann berkaitan dengan porsi dan

   mentalitas manusia harus merasa cukup/pasrah dan berserah

- ada nasehat bijak, berhentilah makan sebelum kenyang, makanlah sebelum terasa lapar

- sesuatu yang berlebih tidak baik (kekenyangen, kelaparan, ).

A. Kebutuhan makanan menyebabkan manusia menjadi mahluk yang paling

       eksploitatif.

1. Erusakan alam lingkungan tidak semata memenuhi kebutuhan perut manusia.

  Tetapi kebutuhan perut berarti juga keserakahan, ketamakan, dan kerakkusan.

 

B. Karena makanan orang menjadi tega menghancurkan kehidupan bersama.

1. Korupsi pada dasar adalah pemuasan nafsu keserakahan manusia.

2. Penyeragaman jenis makanan, sebagai bentuk kapitalisasi dan dominasi

   kebudayaan. Orang yang makanan pokoknya beras dianggap lebih superior.

   Sementara yang makanan pokoknya sagu, jagung atau tiwul, dianggal lebih

   rendah. Sering standar sosial masyarakat diukur berdasarkan dominasi

   kekuasaan. Maka terjadi eksplotasi alam, pembukaan lahan uuntuk

   persawahan. Ttindakan ini justru bertentangan dengan makna kebersamaan

   bangsa dalam rangka merawat kehidupan.

 

II. Ajaran Tuhan Yesus mengenai hidup kekal menunjuk pada diriNya sendiri sebagai roti

   kehidupan. Apa yang dimaksud dengan roti kehidupan di sini?

A. Konteks perikop ini:

1. Orang banyak berbondong-bondong untuk mencari Yesus, bukan karena percaya

      akan kemesiasan Yesus, tetapi karena mereka telah makan dan kenyang (Yesus

      memberi makan lima ribu orang: Yoh.6:1-15). Kira-kira jaman ini apakah masih

      ada orang Kristen yang punya mentalitas seperti ini, artinya mencari Yesus karena

      harapan dan keinginannya terpenuhi?

2. Injil ini ditujukan terutama kepada orang-orang Yahudi keturunan Yunani.

      Mereka sangat sulit menerima kemesiasan Yesus. Oleh karenanya penjelasan

      mengenai Yesus sebagai roti dari sorga sangat kronologis dengan penjelasan yang

      panjang lebar dan bertele-tele.

a. Orang-orang Yahudi tidak bisa menerima kemesiasan Yesus sebagai roti yang

  turun dari sorga.

b. Mereka mempercayai roti yang turun dari sorga adalah manna pada jaman

   Musa. Waktu itu umat Israel dibimbing Tuhan dari Mesir menuju Kanaan

   selama 40 tahun perjalanan. Dalam perjalanan di padang gurun itu mereka

   dirawat Allah dengan roti yang setiap hari turun dari langit. Roti itu

   dijelaskan rupanya kecil-kecil sebesar ketumbar,berwarna putih dan rasanya

   manis. Mana sendiri dalam bahasa Ibrani berarti Apa itu/Apa..iki? Mereka

   setiap hari harus mengambil secukupnya untuk keperluan sekeluarga.

   Sebelum Sabat mereka harus mengambil dua bagian. Sebab pada hari Sabat

   mereka tidak boleh bekerja.

c. Ketika Yesus memproklamirkan diri sebagai yang turun dari sorga orang

   Yahudi tidak bisa menerima, apalagi mereka mengenal sekali siapa Yesus

   yaitu anak Yusuf dan Maria tetangga mereka.

1. Menjelaskan makna tubuhNya sebagai roti dan darahNya sebagai

   minuman

2. Keduanya harus diterima untuk memberikan kehidupan

 

B. Yesus menyebut diriNya sebagai roti kehidupan.

1. Roti adalah lambang tubuhNya sebagai korban tebusan dosa di kayu salib

2. DarahNya sebagai lambang minuman yang menyegarkan kehidupan manusia.

3. Ayat ini menjelaskan tentang perjamuan kudus kepada jemaat waktu itu.

4. Ketika kita bersedia menerima anggur dan roti perjamuan, maka kita mengakui

      pengorbanan Yesus yang telah mengorbankan tubuhnya sebagai roti kehidupan

      dan darahNya sebagai lambang minuman yang memberi kehidupan.

C. Akulah roti hidup, barang siapa datang kepadaku ia tidak akan lapar lagi. Barang

    siapa percaya kepadaku ia tidak akan haus lagi.

1. Datang artinya menyambut keselamatan yang diberikan Tuhan Yesus Kristus

2. Percaya artinya menerima kahadiran Tuhan Yesus dalam kehidupan kita.

 

III. Aplikasi

 

Perikop ini kita hayati dalam rangka memperingati HUT Kemerdekaan RI Ke 70. Inti aplikasi ini adalah bagaimana anugerah kehidupan ini benar-benar mewarnai/menhidupkan/merawat kehidupan bersama sebagai sebuah bangsa.

Orang-orang Kristen adalah komunitas yang telah diselamatkan dalam Tuhan Yesus Kristus, memilki roti hidup, yaitu memiliki Yesus Kristus. Artinya setiap orang Kristen telah memilki kehidupan itu sendiri, yatu kehidupan yang sesuai kehendak Allah. Maka apa yang mestinya kita lakukan?

`

A. Mestinya orientasi hidup kita harus dihayati sebagai anugerah kehidupan yang

   diberikan oleh Allah. Karena anugerah, sehingga bukan milik kita sendiri, tetapi

   milik Allah dan bagian dari orang lain juga. Harus menjadi berkat bagai sesama.

1. Dalam kaitan berbagi, sebenarnya Alkitab telah mengajarkan kepada kita tentang

      perpuluhan. Teman2 Islam mengharuskan memberikan dermanya sebagai

      infag/korban sembahan sebanyak 2,5%. Makna teologisnya untuk membersihkan

      rizqi yang diterima supaya menjadi halal. Jadi seandainya kita menyantap makan

      dimeja, secara teologis kalau belum memenuhi kewajiban spiritual tersebut,

      sebenarnya ada hak anak yatim, janda-janda, orang miskin yang sedang dirampas.

2. Yang sering terjadi kebanyakan menganggap hidup yang dimiliki sebagai prestasi

       diri. Sehinngga kurang menghargai liyan dan cenderung meremehkan yang lain.

 

B. Maka harus bisa menggerakkan kehidupan yang lain.

Gereja perlu melakukan program nyata yang menghidupkan kebersamaan: misalnya

mengadakan buka puasa untuk para tukang becak. Menghijaukan ruang kosong kota

dengan penanaman pohon (Kaloka mestinya ditanami beringin, kasihan 

Diponegoro). 

 

C. Kehidupan dari Allah harus diterima dengan iman. Bukan dimensi ragawi akal saja

yang mendapat porsi dominan. Sebab ada banyak dimensi lain dalam kehidupan kita

yang belum tersentuh. Misalnya ranah lain yang bisa diolah dan diasah: kekuatan

penyembuh (menumpangkan tangan, kekuatan doa, kharisma mengobati, dll),

menafsirkan aura, mendeteksi penyakit, mencari sumber air, dll). Dimensi ini

jarang2 mendapat perawatan.

 

D. Karena kehidupan manusia itu memiliki banyak kelemahan, maka kita harus hidup

   bergantung sepenuhnya pada kehendak firman Allah.

- Yesus dalam Matius 4: 4 pernah berkata, “Manusia hidup bukan dari roti saja,

  tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.

 

E. Tujuan ultima makan mestinya bukan hanya untuk memenuhi kebuthan fisik saja,

   tetapi untuk memenuhi kepuasan batin dan membangun relasi dengan Allah.

1. Ritme fisik manusia mengenai lapar, makan dan kenyang, mestinya bisa dipakai

      menjadi wahana olah spiritual, misalnya untuk latihan prihatin, tarak, berpuasa,

      dll:

Senin- Kemis, Puasa Kaul

Orang katolik mengenal tradisi Puasa dan berpantang

Berpuasa, bisa diganti jam makannya menjadi mulai sore sampai malam

Tetapi berpantang, memang sama sekali tidak melakukan yang disukai selama

berpuasa, tujuannya untuk penyembuhan penyakit batin, seperti ketergantungan

merokok, ketergantungan berbelanja, dll.

D. Semuanya ini perlu kita lakukan untuk mengolah diri menjadi taat kepada Krisus

   untuk merawat kehidupan bersama yang dianugerahkan Tuhan:

Sebab itu jadilah penurut-penurut Allah, seperti anak-anak yang kekasih, sebagai mana Kristus Yesus juga telah mengasihi kamu dan telah menyerahka diriNya untuk kita sebagai persembahan dan korban yang harum bagi Allah (Efesus 5:1-2)

 Tuhan Yesus memberkati kita semua, Amin.

 

CARA WANITA NGADHEPI KASANGSARANIPUN

 

I Samuel 1:

 

I. Pembukaan

A, Kabanding tiyang jaler, pundi ingkang langkung tabah ngadhepi kasangsaran? Tiyang jaler napa tiyang estri?

Punapa titikanipun: menawi tiyang jaler

Punapa titikanipun: menawi tiyang estri

Pundi ingkang langkung gampil nangis,

Pundi ingkang langkung gampil mutung, lsp.

 

B. Antawis perasaan lan logika, pundi ingkang langkung katengenaken nalika ngadhepi masalah

 

II. Isi

A. Masalah ingkang dipun adhepi brayatipun Elkana:

1. Hana mboten gadhah anak

2. Wonten dredah persaingan ing antawisipun Hana lan Penina

3. Penina tansah damel seriking manahipun Hana, malahan saben taun saben saos kurban ing daleming Sang Yehuwah.

B. Sikap/cara anggenipun ngadhepi masalah/kasangsaran:

1. Hana:

A. Nangis lan emoh mangan

B. Kalawan ati kang sedhih, Hana nyenyuwun marang Sang Yehuwah, kambi nangis senggrak-senggruk.

C. Nglairaken ujar: (ayat 11 kawaos)

D. Awit saking bebeging manahipun, mila Hana ngantos dangu sesambat dhateng Gusti (ayat 16).

2. Pak Elkana: menyederhanakan masalah/nggampangke/he leh

3. Imam Eli:

A. Nalika imam Eli namatake tutukipun Hana ndendonga umak-umik, Hana dipun anggep ima Eli mendem

B. Sasampunipun mangertos punapa ingkang dipun tindakaken dening Hana, imam Eli

III. Panutup/Aplikasi

A. Kita perlu tenang ngadhepi momotan

B. Kita kedah pados pitulungan ingkang tepat dhateng alamat ingkang tepat

C. Kita kedah tabah ngadhepi momotan/kasangsaran

D. Kita kedah nggadhahi pangajeng-ajeng ingkang kiyat lan ageng


KAPIMPIN DENING ROH (Yokanan 14:8-17, 25-27)

I. Pembukaan (Ilustrasi/nggambaraken bab Juru Panglipur)

A. Bapak/Ibu nate besuk?

1. Napa tujuanipun nalika panjenengan besuk?

2. Syarat napa ingkang paling penting nalika tiyang nggadhahi angkah badhebesuk?

3. Tembung-tembung kados punapa/tumindak kados punapa ingkang perlu sanget kita

   ucapaken/tindakaken dhateng tiyang ingkang kita besuk?

A. Saumpami ingkang kita besuk ngalami sakit parah?

B. Saumpami ingkang kita besuk miturut dokter sampun mboten wonten pangajeng-ajeng.

C. Napa ingkang kedah kita ucapaken/tindakaken?

B. Saumpami tiyang besuk punika kita samekaken kaliyan juru panglipun, saumpami panjenengan

      badhe milih/nemtokaken juru panglipur, kinten-kinten syaratipun kados pundi/punapa?

1. Juru Panglipur/maringi panglipur

2. Mampu memberi semangat

3. Memberi kekuatan

4. Hadir saat dibutuhkan

5. Mboten kosokwangsulipun

C. Peran Juru Panglipur punika penting sanget kita mangertosi, supados kita saget ngraosaken

  Tumedhaking Sang Roh Suci minangka Juru Panglipur.

II. Isi

A. Dinten Punika pengetan Tumedhaking Sang Roh Suci/Pentakosta (penta; 5, kosta ; 10 = 50 dinte sasampunipun paskah). Ringkasan peristiwa:

1. Nalika pengetan mangsa panen, tiyang Yahudi ingkang mursid ing saindenginng jagad sami

   makempal sami mbekto pisungsung panen, ugi para rasulipun Gusti Yesus sami makempal.

2. Nalika sami makempal, Roh Suci tumedhak dhateng para sekabat wujud ilat-ilataning latu

   ing lajeng sekabat sami medhar pangandika dhaten sedaya bangsa ngagem basa para ingkang

   sami rawuh

B. Para sekabat dipun paringi panglipur sanes: Roh Suci, kangge nyarengi gesangipun:

1. Nuntun sekabat pitados kaliyan Sang Rama, kadosdene Filipus ingkang angel pitados dhateng Gusti Yesus Kristus (ayat 8-9).

2. Para sekabat angel pitados karana kalimputan sedhih badhe pun tilar Gusti.

C. Sang Roh Suci mbereg manahipun sekabat supados sami tresna dhateng Gusti kanthi netepi

   pepakenipun Gusti (ayat 15-16).

D. Sedaya dipun wulangaken dhaten para sekabat mumpung Gusti taksih nunggal kaliyan para

       sekabat (ayat 25):

1. Mumpung = kesempatan terakhir

2. Sasampunipun berarti para sekabat kedah mandiri, martosaken punapa ingkang sampun

   dipun wulangaken (ayat 26)

 

III. Penutup/Aplikasi

A. Pengetan tumedhakipun sang roh suci nuntun kita mbikak manah supados Roh Suci saged

       makarya ing gesang kita:

1. Penngetan tumedhakipun Sang Roh Suci punika kedadosan ing pasamuwan wiwitan ing

   Yerusalem, mboten ing pasamuwan Kaliceret.

2. Punapa peristiwa punika kinten-kinten saget dumados ing pasamuwan kaliceret nggih?

3. Roh punapa ingkang kathah nedhaki pasamuwan ing Kaliceret nggih?

B. Gesang kapimpin dening Roh Suci saged dumados menawi:

1. Ingkang dipun pimpin manut kaliyan kersaning Roh Suci/Allah, mboten manut pikajengipun

          piyambak.

2. Manut panuntuning Roh Suci punika pancen abot tur angel.

C. Roh Suci pimpin gesang kita minangka sang juru panglipur:

1. Panglipur = motivator, penyemangat, pemberi kekuatan

2. Dipun betahaken nalika kita ngadhepi mangsa gagal, kebak reribet, kebak kasisahan

3. Mangga, kita gesang mbabaraken panglipur/kekiyatan kagem ngasanes

KEKUATAN PEREMPUAN

Matius 15:21-28

 

I. Pembukaan

A. Kalau saya berkata mengenai perempuan, apa yang bapak/ibu/saudara bayangkan? Siapakah perempuan itu? Bagaimana ciri-ciri fisiknya?

B. Sebaliknya, Kalau saya berkata mengenai laki-laki, apa yang bapak/ibu/saudara bayangkan? Siapakah laki-laki itu? Bagaimana ciri-ciri fisiknya?

C. Dari kedua ciri-ciri tersebut, baik laki-laki maupun perempuan, bisakah kita mengetahui dimana kekuatan seorang perempuan terletak? Di kekuatan fisiknya, atau justru dikekuatan spiritualnya? Mari kita belajar dari bacaan firman hari ini!

 

II. Isi

Dalam perikop bacaan firman hari ini diceritakan bahwa Yesus pergi dari situ, yaitu Genersaret, dan menyingkir ke daerah Tirus dan Sidon. Maka datanglah seorang perempuan Kanaan dari daerah itu dan berseru: "Kasihanilah aku, ya Tuhan, Anak Daud, karena anakku perempuan kerasukan setan dan sangat menderita."

Mendengar teriakan itu Yesus sama sekali tidak menjawabnya. Seolah-olah Yesus tidak mempedulikan teriakan perempuan itu.  Lalu murid-murid-Nya datang dan meminta kepada Yesus supaya ia pergi, karena ia mengikuti Yesus dengan berteriak-teriak.

Bisa kita bayangkan seperti apa sakitnya perasaan perempuan Kanaan tadi karena  tidak ditanggapi Yesus bahkan diusir oleh murid-murid-Nya. Kalau saudara dan saya jadi perempuan itu apa yang kira-kira akan kita lakukan, apakah akan terus berteriak, marah, atau mutung? Mungkin tindakan ketiga inilah yang sering dilakukan.

Bahkan sepertinya tindakan Yesus seolah lebih menyakitkan lagi ketika Yesus berkata: "Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel." Perkataan ini memang menjadi anggapan umum orang Yahudi, bahwa bangsa diluar bangsa Yahudi adalah bukan bangsa pilihan Allah. Mereka diluar Allah. Oleh karena itu mereka tidak akan mendapat bagian keselamatan. Itu artinya termasuk perempuan Kanaan ini, Seperti itu anggapan para murid.

Namun ternyata perempuan Kanaan ini bukan sosok perempuan yang lemah. Dia perempuan yang gigih. Dia tidak mudah menyerah. Bahkan memiliki iman yang besar kepada Tuhan. Maka ketika Yesus berkata demikian, tetapi perempuan itu mendekat dan menyembah Dia sambil berkata: "Tuhan, tolonglah aku." Tetapi Yesus menjawab: "Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing."Kata perempuan itu: "Benar Tuhan, namun anjing itu makan remah-remah yang jatuh dari meja tuannya."

Dengan perkataan Tuhan Yesus yang seperti ini sebenarnya Yesus bukan hendak merendahkan perempuan Kanaan ini dengan anjing, tetapi Yesus mengibaratkan keselamatan yang dikerjakan hanya untuk umat Israel saja, bukan untuk yang lain, termasuk Kanaan. Namun demikian perempuan ini menyampaikan suara imannya, bahwa diapun yang dianggap anjing oleh orang-orang Yahudi juga rindu menantikan keselamatan dari Allah dari Meja yang Maha Agung.

Mendengar besarnya ikrar iman perempuan Kanaan ini, maka Yesus menjawab dan berkata kepadanya: "Hai ibu, besar imanmu, maka jadilah kepadamu seperti yang kaukehendaki." Dan seketika itu juga anaknya sembuh.

 

III. Penutup (Aplikasi).

A. Sebagai perempuan apakah saudara termasuk orang yang kuat? Atau justru orang yang lemah/cengeng?

B. Apakah saudara sebagai perempuan sudah menyadari kelemahannya? Dan sebaliknya, menyadari kekuatannya? Bisakah menyebutkan itu

C. Di tangan iman seorang perempuan, keluarga Perempuan Kanaan itu selamat/mampu mengatasi masalah kehidupannya.

D. Dengan perenungan ini, dalam konteks peringatan hari Kartini, kita semua, terutama kaum laki-laki di ajak menghargai jasa kaum perempuan, termasuk memberi ruang peran yang sama dengan kaum laki-laki. Coba bayangkan kalau perempuan dalam rumah tangga ngambek tidak melakukan perannya! Semua akan mengalami kesulitan.

E. Ada pepetah penting: Kekuatan Perempuan Ada Pada Kelembutannya. Kelemahan laki-laki ada pada kekuatannya (Bandingkan cerita Simson dan Delila). `Godaan laki-laki ketika banyak uang, godaan perempuan, ketika tidak punya uang.

Menyembah Tuhan dalam Kerendahan hati

(Lukas 7:1-10)

 

I. Pembukaan/Ilustrasi

A. Seekor anjing kecil sedang berlari di ladang tuannya. Ketika ia mendekati kandang kuda,

       tiba-tiba sang kuda berkata, “Pasti kamu binatang baru di sini. Cepat atau lambat kamu

       akan tahu, kalau pemilik  ladang ini mencintai saya melebihi binatang yang lain. Sebab

       saya bisa mengangkut banyak barang untuknya. Saya kira binatang sekecil kamu tidak

       Akan ada artinya di mata tuan kita.” Anjing itu menundukkan kepalanya lalu pergi.

B. Lalu sang anjing kecil itu mendengar sapi di sebelah kandang berkata, “Saya adalah

       binatang yang paling terhormat di sini. Sebab nyonya di sini membuat keju dan mentega

       dari susu saya. Tentu kamu binatang paling tak berguna di sini.” Cemooh sang sapi.

C. Sementara itu si domba di sampingnya berteriak, “Hai sapi, kedudukanmu tidak lebih

       tinggi dari aku. Sebab dengan memanen bulu setiap saat, aku telah memberi

       kehangatan kepada seluruh keluarga ini. Tentang anjing kecil ini, saya setuju. Memang

       dia binatang paling tidak berguna.”

D. Satu per satu seluruh binatang ternak di ladang itu saling berteriak. Mulai dari ayam,

       kambing, kerbau, itik, dll. Semua merasa sebagai binatang yang paling berjasa bagi

       tuannya. Semua mengecam anjing kecil sebagai binatang yang paling tidak berharga.

E. Terpukul oleh berbagai kecaman semua binatang di ladang tadi, akhirnya anjing kecil

       tadi menyingkir dan mulai menangis meratapi nasibnya. Di tengah ratapan tangisnya,

       seekor anjing tua mendekat dan berkata, “Memang benar bahwa kamu terlalu kecil

       untuk menarik pedati, kamu tidak bisa memberikan telur, susu, ataupun bulu untuk

       kehangatan tuanmu. Tetapi bodoh sekali kalau kamu menangisi sesuatu yang tidak bisa

       kamu lakukan. Kamu harus melakukan sesuatu yang kamu mampu untuk meraih

       kegembiraan.” Demikian hibur sang anjing tua.

F. Malam itu ketika sang pemilik ladang baru pulang dan tampak sangat letih. Anjing kecil

       tadi menyambut dengan menjilati kaki sang majikan kemudian melompat ke

       Pelukannya. Dan sambil menjatuhkan diri ke tanah, sang pemilik ladang tadi berguling

       bersama sambil tertawa riang gembira.

G. Akhirnya pemilik ladang itu memeluk erat anjing kecil itu seraya mengelus kepalanya

       dan berkata, “Meskipun saya pulang dalam keadaan letih, tetapi semua menjadi sirna

       saat kamu menyambutku. Sungguh kamu adalah binatang yang paling berharga

       diantara semua ternak saya.”

II. Isi

A. Andikata hidup kita itu kita bandingkan dengan cerita ilustrasi tadi, mungkin kita

       kebanyakan akan menjadi sombong seperti dalam cerita tadi. Sobong mungkin karena

       memiliki banyak kekuatan, berjabatan tinggi, memiliki harta banyak, dsb.

B. Namun tidak demikian yang dilakukan oleh perwira di Kapernaum dalam perikop kita:

1. Perwira adalah kepala pasukan Romawi dengan kekuatan beberapa ratus orang.

Pada awal masa monarkhi (Daud dan *Salomo) perwira berarti sebuah pasukan

atau pengawal dalam skala kecil.

2. Kapernaum Letaknya 4 km sebelah Barat muara Yordan pada danau Genesaret.

Sebuah kota perbatasan antara negara yang diperintahkan Filipus dengan negara

Herodes Antipas. Penjagaan Romawi ada di situ. Tempat tinggal Simon dan

Andreas. Salah satu kota yang paling sering disebut dalam Injil-injil, terletak di barat

laut pantai Laut *Galilea, dan merupakan pusat industri perikanan. Bisa

dibayangkan seperti apa perwira ini. Paling tidak dia seorang kepala pasukan di

daerah kaya/basah.

3. Namun perwira ini seorang yang sangat peduli dengan bawahannya, yaitu

   hambanya, babunya: bahkan sangat menghargainya, Hamba itu sedang sakit keras

   dan hampir mati. Perwira ini merasa memiliki tanggung jawab yang besar tidak saja

   ketika sehat tetapi ketika sakit. Bukan main habis manis sepah di buang. Kalau

   untung tetap di pakai, kalau tidak, dibuang saja, bukan seperti itu.

4. Ketika perwira itu mendengar tentang Yesus, ia menyuruh beberapa orang tua-tua

   Yahudi kepada-Nya untuk meminta, supaya Ia datang dan menyembuhkan

   hambanya. Jadi didepan pejabat agama Yahudi ternyata perwira ini seorang yang

   sangat berwibawa dan disegani, karena ia bisa suruh-suruh pejabat tinggi agama

   Yahudi waktu itu.


5. Lalu Yesus pergi bersama-sama dengan mereka (pejabat tinggi agama Yahudi)

   pergi ke rumah sang perwira.

6. Ketika Ia tidak jauh lagi dari rumah perwira itu, perwira itu menyuruh

          sahabat-sahabatnya untuk mengatakan kepada Yesus: "Tuan, janganlah

          bersusah-susah, sebab aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku;sebab itu

          aku juga menganggap diriku tidak layak untuk datang kepada-Mu. ” Perwira ini

          merasa hidupnya sangat tidak layak untuk menerima kehadiran Tuhan di rumahnya,

          sekalipun Yesus berkenan.

7. Tetapi perwira ini meminta kepada Yesus untuk mengatakan saja sepatah kata,

   maka hambanya itu akan sembuh.

8. Ketika mendengar perkataan suruhan perwira Kapernaum tadi, Yesus memuji iman

   sang perwira dengan mengatakan: "Aku berkata kepadamu, iman sebesar ini tidak

   pernah Aku jumpai, sekalipun di antara orang Israel!"

9. Dan setelah orang-orang yang disuruh itu kembali ke rumah, didapatinyalah hamba

   itu telah sehat kembali.

 

III. Penutup/Aplikasi

A. Kira-kira, apakah jaman ini, atau minimal di jemaat ini, apakah orang seperti perwira di

       Kapernaum ini masih ada?   

1. Berjabatan tinggi, tetapi rendah hati. Umumnya bagaimana?

2. Perhatian dan peduli pada bawahannya, hambanya, atau budhaknya, atau babunya;

   tidak diskriminatif dan meremehkan, peduli pada urusan remeh. Umumnya

   bagaimana? Sedikit-sedikit menyuruh? Sedikit-sedikit memerintah? Dsb.

3. Mengasihi bangsanya, bagaimana dengan kita? Apa bentuknya?

4. Menanggung pembangunan rumah ibadat. Nah yang ini bagaimana? Apakah juga

   ada di sini?

5. Beriman sangat besar: kaya, sukses, berjabatan tinggi, tetapi beriman besar (ya

   sugih lan akeh bandhane, ya gede amale)

B. Andaikata memang orang seperti perwira di Kapernaum ini ada di jemaat ini, kira-kira

       apakah Saudara tersinggung atau tidak, atau justru senang andaikata Yesus waktu itu

       berkata kepada jemaat ini begini: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya iman sebesar

       ini tidak pernah Aku jumpai, sekalipun di antara orang Kaliceret!"

C. Tema kotbah kita, menyembah Tuha dalam kerendahan hati, mengajak kita untuk

       datang, hidup dan beribadah dalam kerendahan hati. Sebab jika tinggi hati, kita tidak

       akan berkenan. Kita tidak akan mendapatkan berkat dari ibadah kita.

D. Baiklah kita meneladani sikap rendah hati ketika datang ke hadapan Tuhan seperti yang

       dikatakan Tuhan Yesus dalam Lukas 18:10-14 (dibacakan).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar