Sabtu, 23 Desember 2023

JEJAK SEJARAH KEKRISTENAN DI KALICERET - BAGIAN PENGANTAR

 

JEJAK SEJARAH KEKRISTENAN DI KALICERET

PENGANTAR

 

Sejarah merupakan serangkaian peristiwa penting dalam kehidupan manusia pada masa lalu. Hal itu sangat berpengaruh dalam kehidupan sekarang. Karena data dan peristiwa masa lalu membawa pesan kehidupan untuk generasi jaman ini. Demikian pula dari sejarah masa lalu, kita dapat belajar banyak hal. Tidak terkecuali dalam kehidupan gereja, peristiwa masa lalu merupakan rangkaian peristiwa penting tentang terjadinya sebuah gereja, komunitas orang kristen, model khas perilaku suatu generasi, situs dan peninggalan, dll.

Namun untuk menyusun suatu sejarah menjadi sebuah rangkaian peristiwa yang runtut tidaklah mudah. Rekonstruksi tentang suatu peristiwa masa lalu diperlukan usaha yang sungguh-sunguh.  Pengumpulan bukti-bukti sejarah menjadi tantangan tersendiri. Untuk itu diperlukan ketekunan dan ketrampilan merangkai peristiwa masa lalu dengan baik. Di sinilah dibutuhkan peran berbagai pihak agar dokumen sejarah itu bisa menjadi rangkaian peristiwa yang bisa bercerita dengan runtut dan utuh. Cerita utuh ini akan memberi manfaat yang sangat besar dan luas.

Menurut penulis, tantangan besar dalam merangkai peristiwa masa lalu adalah:

Pertama, minimnya sumber tertulis. Sumber tertulis bisa berupa catatan pribadi, notula gereja, surat perjanjian, dll, bila tidak ditemukan berkaitan dengan suatu peristiwa tertentu, hal itu akan membuat kesulitan besar. Misalnya tentang peristiwa perpecahan gereja. Momen pertama itu bisa jadi tidak ada yang mendokumentasikan.  Sumber tertulis mengenai hal tersebut minim sekali. Generasi kini dalam gereja hanya mendapatkan cerita tentang masa lalu mengenai sebuah peristiwa. Dokumen tertulis yang menjelaskan atau memberi gambaran tentang hal tersebut tidak ada sama sekali. Hal ini terjadi karena generasi pada saat peristiwa sejarah waktu itu tidak menyadari betapa penting peristiwa yang sedang terjadi. Barangkali dianggap sesuatu yang tidak berarti. Oleh karenanya luput dari perhatian, baik tertulis, maupun dalam bentuk dokumen lain, seperti foto, apalagi dokumen audio atau video. Keterbatasan jaman dan teknologi sering memicu kelemahan ini. Bahkan sisi kelemahan lain adalah tidak adanya tokoh yang dengan telaten dan cermat mendokumentasikan/mencatat semua peristiwa penting tersebut secara sengaja, secara teratur, rapi, dan baik untuk semua peristiwa yang terjadi dalam gereja.

Kedua, minimnya artefak peninggalan sejarah. Artefak disini tidak harus barang mahal, namun barang-barang biasa yang memiliki arti penting dan bisa bercerita tentang sebuah peristiwa sejarah masa lalu, misalnya cawan, lonceng, pintu, jendela, salib, jubah pendeta, tegel lantai, sepeda, motor inventaris, foto-foto kuno, mimbar, batu nisan, dll. Cerita yang dimiliki berkaitan dengan benda tersebut menjadi artefak peninggalan sejarah penting bagi sebuah peristiwa sejarah. Misalnya makam kuno pertama di Kaliceret adalah batu marmer bertuliskan Kinny Kuhnen, lahir pada tanggal 10 Agustus tahun 1863, meninggal pada tanggal 13 September tahun 1899.  Makam kuno kedua adalah Ibu Mar Paulus, meninggal pada tanggal 28 Januari tahun1919. Makam tua ketiga yang ditemukan adalah pasangan suami istri bernama R.S.Elias, wafat 1933 dan istrinya R.Ngt.Ester tertulis dimakamkan 17-7-1935. Tahun itu memberi gambaran luas tentang orang yang telah meninggal. Setidaknya kita  bisa membayangkan para penghuni Kaliceret yang telah ada sebelumnya, sebelum Kaliceret menjadi sepadat penduduk sekarang. Juga dari gelar R.Ngt.Ester, kita bisa tahu bahwa beliau adalah golongan ningrat. Pertanyaannya, mengapa beliau bisa di Kaliceret. Orang aslikah atau pendatang? Karena dimakamkan di Kaliceret, berarti beliau penduduk Kaliceret. Hal-hal itulah yang bisa kita kembangkan dari bukti adanya makam kuno di Kaliceret.

Ketiga, punahnya generasi pelaku sejarah. Generasi pelaku sejarah termasuk kunci sumber suatu sejarah. Dari mereka kita bisa merangkai misteri dari suatu peristiwa sejarah. Namun sayangnya, ketika suatu peristiwa sejarah akan disusun, golongan ini sudah banyak yang meninggal. Atau mereka yang masih hidup, tidak memiliki dampak besar terhadap penyusunan sejarah karena mereka yang masih hidup tetapi dengan ingatan terbatas. Disinilah pentingnya gereja perlu segera tanggap sewaktu para pelaku sejarah penting ini masih hidup agar tidak disia-sikan dan dilewatkan. Sejarah gereja harus segera disusun, tanpa menunggu generasi kunci ini berlalu.

Keempat, menganggap sejarah gereja sebagai sesuatu yang remeh. Sejarah gereja merupakan kekayaan yang sangat penting. Dari sana gereja bisa belajar dan memperoleh banyak makna. Bahkan dari sejarahnya, gereja akan memiliki pijakannya yang kuat dan kontekstual dalam membangun visi dan misi gereja. Tanpa pijakan sejarahnya, visi dan misi gereja akan menjadi kosong dan tanpa makna, karena tidak berangkat dari konteks pergumulannya yang otentik. Oleh karena itu gereja tidak boleh memandang remeh setiap peristiwa yang terjadi. Karena hal itu akan sangat menolong gereja di kemudian hari. Karenanya gereja perlu dengan telaten dan cermat mendokumentasikan setiap peristiwa penting dengan baik. Di jaman IT yang sangat canggih ini, managemen file bisa memanfaatkan berbagai media internet untuk menyimpannya, seperti google drive, google foto, blog, dll. Kelebihannya adalah file dalam bentuk tersebut bebas dari kebakaran, kerusakan, rayap dan ngengat, tidak perlu lemari besi besar untuk menyimpannya.

Dalam berbagai keterbatasan tersebut, penulis beryukur bisa menghadirkan buku sederhana ini dimaksudkan agar kita bisa menghargai sejarah gereja dengan baik, lalu dengan rajin merawat dan memperhatikan dinamika kehidupan yang terjadi, supaya generasi sekarang dan yang akan datang tidak luput memahami sejarahnya dan mendapat makna darinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar