Gendul dalam bahasa Jawa adalah botol beling/kaca. Kata Kuburan Gendul sendiri dipakai karena pusara makam yang ada dibuat dari
botol-botol kaca/gendul yang ditancapkan mengelilingi pusara pekuburan sehingga
berbentuk persegi dan sekaligus menjadi batas bagi makam yang satu dengan yang
lain.
Konon ceritanya, mereka yang dikuburkan disini karena suatu penyakit
tertentu dari Rumah Sakit Kaliceret. Entah kenapa nisan dan pusaranya dibuat
dari gendul. Penulis juga belum menemukan lacak gendul-gendul ini di ambil dari
apa dan dari mana juga karena apa.
Cerita lisan lain adalah bahwa dulunya makam ini adalah makam
perkampungan di ujung selatan dukuh Kristen yang bernama Rejosari, sebuah desa
dipinggiran hutan. Orang-orang yang meninggal di dukuh tersebut dikuburkan di
kuburan ini dengan patok nisan dari kayu jati, sementara pinggiran pusara
ditancapkan dengan rapi gendul-gendul/botol-botol kaca. Tetapi lama kelamaan
penduduk Rejosari semakin berkurang dan akhirnya sebagian yang masih tersisa
pindah ke daerah Alas Tuwa Semarang (daerah Genuk). Pernah suatu ketika ada
keluarga yang mencari bekas makam di Kuburan Gendul. Cerita ini berdasarkan
pada kesaksian Bp.Ardiyani.
Keberadaan makam gendul sekarang ini sudah tiada bekasnya. Karena di
pakai untuk lahan pertanian. Menurut cerita dari para penggarap lahan, pernah
ketika hujan lebat, makam ini banyak tergerus air, sehingga banyak
tulang-belulang dan tengkorak manusia berserakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar