Sangalikur dalam bahasa
Jawa berarti 29. Kuburan ini ada berkaitan dengan sejarah perpindahan kekuasaan
dari Jepang ke Belanda di sekitar Kaliceret. Kuburan ini terletak di sebelah
Utara dukuh Kaliceret. Tepatnya didepan lokasi Kuburan Kristen Kaliceret
(sering disebut oleh masyarakat sekitar dengan Kuburan Salib Kaliceret).
Dinamakan Kuburan Sanga
Likur karena di lokasi itu dimakamkan 29 orang interniran/Sekutu tawanan
serdadu Jepang, kemudian mereka ditembak dilokasi. Oleh rakyat setempat ke 29
korban tersebut kemudian dimakamkan di lokasi, maka kuburan itu dinamakan Kuburan Sanga Likur.
Menurut kesaksian beberapa tokoh tua, seperti
Bapak Purwoto Setyo Prayitno,
waktu itu beliau masih kecil. Ia memberanikan diri untuk mengintip dari balik rumahnya
bagaimana
para serdadu Jepang menggiring tawanan ini dari Lokasi GKJTU sekarang ke utara
menuju ke suatu lokasi di hutan di depan Kuburan Salib Kaliceret. Setelah para
tawanan sampai di sana, mereka diikat satu persatu. Kemudian para serdadu
Jepang menembak mereka semuanya lalu menguburkan semuanya dilokasi itu juga. Begitu
kata Bapak Purwoto Setyo Prayitno.
Cerita lain masih dari Bp. Purwoto Setyo Prayitno, waktu itu sempat ada satu orang tawanan yang belum sungguh-sungguh mati. Tawanan tentara Sekutu ini berhasil kabur dengan luka tembak di tenggorokannya. Ia berhasil melarikan diri ke rumah Mbah Maryadi, Ayah Bp. Purwoto Setyo Prayitno. Ia berusaha kabur menuju ke Ambarawa untuk mencari pertolongan. Setiap akan ditolong oleh Mbah Maryadi, minumnya selalu keluar tewat batang tenggorokannya. Sebab batang tenggorokannya berlubang oleh tembakan tentara Jepang. Akhirnya tentara itupun meninggal.
Demikian sekelumit kisah mengenai Sanga Likur, berikut ini saya lampiri dengan fotonya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar