Rabu, 24 Juli 2024

Materi Pelajaran Pendidikan Agama Kristen Kelas IX. Bab 1 Gereja sebagai Umat Allah Yang Baru

 

Materi Kelas IX.
Bab 1
Gereja sebagai umat Allah yang baru
Bahan Alkitab: Kisah 2: 1–47; 1 Petrus 2: 9–10; Yeremia 31: 31–34

 

Assesment/tugas awal: Wawancarilah 3 orang Kristiani. Tanyakan hal-hal sbb, dan catat hasil wawancara kamu di buku catatan!

1.    Menurut Bapak/Ibu/Saudara, apakah yang dimaksud dengan gereja?

2.    Dimanakah Bapak/Ibu/Saudara bergereja?

3.    Di mana alamat gereja Bapak/Ibu/Saudara?

4.    Siapakah nama Pemimpin umat/Pendeta/Rama gereja?

 

a.    Gereja, gedungnya atau orangnya

1.    Terjadinya gereja

Gereja terjadi pada saat peristiwa Pentakosta/hari turunnya Roh Kudus ke atas para murid, seperti tercatat dalam Kisah Para Rasul 2.

Pentakosta secara harafiah berarti ke-50. Penta= 5, kosta= 10. Jadi Pentakosta adalah hari ke 50 setelah Yesus bangkit dari Kematian/Paskah. Setelah Yesus bangkit pada hari Paskah, selama 40 hari Yesus menampakkan diri kepada para Rasul untuk menguatkan iman para rasul. Setelah itu Yesus naik ke Sorga. Lalu 10 hari kemudian terjadilah peristiwa turunnya Roh Kudus/Pentakosta.

Adapun kejadian peristiwa Pentakosta seperti yang tertulis dalam Kisah para Rasul 2 adalah sbb:

Empat puluh hari setelah Yesus naik ke surga, murid-murid-Nya berkumpul di sebuah rumah di Yerusalem. Tibatiba angin kencang bertiup di ruangan yang terkunci itu. Lalu lidah api yang berkobar-kobar turun di atas kepala para murid.

Waktu itu semua orang saleh/orang Yahudi dari seluruh dunia berkumpul di Yerusalem.

Setelah Roh Kudus turun di atas kepala para murid, Para Murid kemudian berkata-kata yang dapat dimengerti oleh semua orang yang berkumpul di situ.

Semua orang yang mendengar mereka dan yang berasal dari berbagai tempat di dunia dapat memahami kata-kata mereka. Orang-orang itu berasal dari Partia, Media, Elam, Mesopotamia, Yudea dan Kapadokia, Pontus dan Asia, Frigia dan Pamfi lia, Mesir, Libia, Roma, Kreta, dan Arab.

Ketika mereka mendengar apa yang dikatakan para murid, mereka terharan-heran. Sebagian orang lagi bersikap sinis dan mengejek mereka. ”Mereka sedang mabuk anggur manis,” kata orang-orang ini tentang murid-murid Yesus. Petrus, salah seorang dari murid-murid itu bangkit dan memberikan kesaksiannya.

Dari kesaksian Petrua, kemudian 3000 orang percaya dan dibabtis. Mereka inilah yang menjadi orang kristen/gereja.

2.  Gereja bukan gedungnya, tapi orangnya

      Apa yang menarik dari bagian kisah Pentakosta? Ternyata gereja      tidak  pertama-tama dibentuk gedungnya. Gereja, seperti yang  dikatakan dalam lirik lagu pembukaan kita, terutama sekali adalah orangnya. Buktinya, ada banyak gedung gereja di negara barat yang kini kosong karena orang-orang Kristen di sana meninggalkan iman mereka atau tidak mau lagi pergi ke gereja. Dapatkah gedung-gedung gereja itu disebut sebagai ”gereja”? Sudah tentu tidak! Gereja tanpa orangnya bukanlah gereja

                            a.    Arti gereja

     Kata ”gereja” dalam bahasa Indonesia berasal dari sebuah kata           dalam bahasa Portugis yaitu igreja (baca: igreza). Kata igreja               dalam bahasa Portugis ini dekat sekali dengan kata iglesia dalam          bahasa Spanyol yang mempunyai arti yang sama, yaitu ”gereja”.        Kata iglesia ini dapat ditelusuri kembali ke kata aslinya dalam              bahasa Yunani yaitu ekklesia. Kata ekklesia berasal dari dua kata,      yaitu ek dan klesia. Kata ek berarti ”keluar”.

Sementara itu, kata klesia berasal dari kata kerja kalein yang  
  berarti ”memanggil”. Dengan demikian, kata ekklesia     mengandung  arti ”dipanggil keluar”. Artinya, anggota-anggota     gereja adalah orang-orang yang dipanggil untuk keluar dari     lingkungannya, sanak keluarga, dan kaum kerabatnya, untuk     menjadi bagian dari sebuah komunitas baru yang bernama gereja.     Orang-orang ini, termasuk kita semua dipanggil keluar untuk          menjalankan tugas kita memberitakan kasih Allah yang dinyatakan    melalui Yesus Kristus. Kasih itu harus disampaikan dengan     perkataan dan perbuatan kita.

Selasa, 23 Juli 2024

 Sepuluh sebab konflik antara menantu dan mertua:

  1. Perbedaan dalam nilai dan keyakinan: Menantu dan mertua mungkin memiliki pandangan yang berbeda dalam hal agama, budaya, atau nilai-nilai sosial, yang bisa menyebabkan ketegangan.

  2. Perbedaan ekspektasi: Mertua mungkin memiliki harapan tertentu terhadap perilaku atau kontribusi menantu dalam keluarga, sementara menantu merasa tertekan atau tidak nyaman dengan ekspektasi tersebut.

  3. Masalah komunikasi: Kesalahpahaman atau kurangnya komunikasi yang efektif antara menantu dan mertua dapat memperburuk hubungan mereka.

  4. Perasaan terasing atau tidak dihargai: Menantu mungkin merasa tidak diterima sepenuhnya dalam keluarga pasangan mereka oleh mertua.

  5. Persaingan atau kecemburuan: Terkadang, mertua dan menantu dapat merasa bersaing dalam perhatian atau pengaruh terhadap pasangan mereka.

  6. Perbedaan dalam pola pengasuhan anak: Mertua dan menantu sering kali memiliki pendapat yang berbeda tentang cara terbaik untuk membesarkan anak-anak, yang dapat menyebabkan ketegangan.

  7. Masalah keuangan atau warisan: Perselisihan terkait dengan masalah keuangan atau pembagian warisan dalam keluarga dapat mempengaruhi hubungan antara menantu dan mertua.

  8. Kurangnya ruang pribadi atau batasan: Menantu dan mertua mungkin memiliki persepsi yang berbeda tentang batasan pribadi atau privasi dalam hubungan mereka.

  9. Perbedaan dalam gaya hidup atau kebiasaan: Perbedaan dalam kebiasaan sehari-hari atau gaya hidup bisa menjadi sumber ketegangan antara menantu dan mertua.

  10. Interaksi yang jarang: Terkadang, kurangnya kesempatan untuk berinteraksi secara positif atau membangun hubungan bisa menyulitkan untuk menetapkan kedekatan antara menantu dan mertua.

Penting untuk memahami bahwa konflik semacam ini dapat diatasi melalui komunikasi terbuka, pengertian, dan penghargaan satu sama lain.

 Beberapa penyakit kejiwaan yang umum terjadi pada orang tua termasuk:


  1. Demensia: Seperti penyakit Alzheimer, yang menyebabkan penurunan fungsi kognitif yang signifikan.

  2. Depresi: Kondisi mood yang serius yang dapat mempengaruhi kualitas hidup seseorang secara signifikan.

  3. Gangguan kecemasan: Seperti gangguan kecemasan umum atau gangguan kecemasan sosial.

  4. Gangguan bipolar: Kondisi yang menyebabkan perubahan suasana hati drastis antara episode mania dan depresi.

  5. Psikosis: Termasuk gejala seperti halusinasi atau delusi.

Penting untuk diingat bahwa banyak dari penyakit-penyakit ini dapat diobati atau dikelola dengan perawatan medis yang tepat.

SAAT ORANG TUAMU BERTENGKAR, KAMU NGAPAIN?