Minggu, 29 Juli 2012

Sejarah Desa Kaliceret, Nama dan Asal Usul

    A.        ASAL-USUL KALICERET

 Nama Kaliceret berasal dari beberapa legenda atau cerita dari mulut ke mulut. Tidak ada satu dokumenpun yang dapat menjelaskan dengan pasti asal nama Kaliceret.

Cerita tutur (a.l.oleh Bp.Abil Karto Atmojo dan Bp.Radiman Kadarwanto), nama Kaliceret berasal dari dua kata, yaitu kali (sungai) dan sakcleret (sederet kecil). Kata ini  untuk menggambarkan rumah-rumah penduduk yang menempati di sepanjang pinggir jalan membujur dari Utara ke Selatan membentuk seperti kali sakcleret.

Bp.Abil Karto Atmojo




Cerita tutur kedua, nama Kaliceret berasal dari nama kaline sakceret, atau sungainya seceret (ceret adalah nama lain teko air dalam bahasa Jawa). Hal ini sangat masuk akal karena dulu wilayah Kaliceret terkenal sangat sulit air, sehingga dianggap airnya hanya saceret/sedikit. Di Kaliceret ada 2 sungai kecil, yaitu di ujung Utara dan ujung Selatan kampung, di mana sungai ini masing-masing memotong dukuh, dari Barat ke Timur, mengalir pada saat musim hujan saja. Maka orang menyebut kaline caceret/sungainya hanya kecil sekali.


Bp.Radiman Kadarwanto

Cerita tutur ketiga, dukuh Kaliceret dulu katanya merupakan hutan lebat yang dibuka menjadi areal tempat tinggal. Konon dibuka oleh tentara Mataram yang mengungsi ke wilayah hutan karena terdesak oleh tentara Demak. Setelah mereka tiba di desa Mrisi (menurut penuturan Alm Bp.Srijono, Mrisi sendiri berasal dari kata Marisi artinya mewarisi),  mereka  kemudian membuka hutan di selatan desa Mrisi menjadi wilayah pemukiman yang kemudian di namakan dukuh Kaliceret. Oleh karena itu karena alasan tersebut, dukuh Kaliceret menjadi wilayah desa Mrisi sekalipun terpisah jauh oleh hutan, sementara di Utara ada desa Kapung yang lebih dekat dengan Kaliceret. Dulu dukuh Kaliceret pernah menjadi bagian wilayah desa Kalimaro Kecamatan Kedungjati. Tetapi karena pertimbangan sejarah, Kaliceret kembali menjadi wilayah desa Mrisi.
Bp.Srijono


Ada tiga peninggalan makam kuno di Kaliceret, yang bisa memberi gambaran pada kehidupan awal sekali di dukuh Kaliceret, yang sudah terjadi begitu lama dari yang bisa diketahui. Yang pertama adalah makam kuno/tua di Kaliceret dengan batu marmer bertuliskan Kinny Kuhnen, lahir pada tanggal 10 Agustus tahun 1863, meninggal tanggal 13 September tahun 1899.  Makam kuno kedua adalah makam Ibu Mar Palulus. Meninggal pada tanggal 28 Januari tahun 1919.  

Sedang makam kuno ketiga yang ditemukan adalah makam pasangan suami istri bernama R.S.Elias, wafat 1933 dan istrinya R.Ngt.Ester tertulis dimakamkan 17-7-1935.
  

Makam Caroline Auguste Alwine Bulten/Kinny Kuhnen

Lahir 10 Agustus 1863, Meninggal 13 September 1899




Makam kuno kedua, Ibu Mar Palulus. Meninggal 28 Januari 1919

Dukuh Kaliceret sekarang ini memiliki 5 wilayah RT, dengan penduduk sekitar 537 orang, dengan 202 KK. Kebanyakan penduduknya bermata pencaharian sebagai petani, petani perambah hutan, beberapa wiraswasta, pegawai swasta, tenaga kesehatan, perangkat desa, guru, PNS, Pensiunan, dan pegawai Rumah Sakit.

Dukuh Kaliceret berada di pinggiran wilayah hutan jati PKH Kabupaten Semarang. Pada tahun 1980-an, hutan jati di wilayah sekitar Kaliceret masih utuh dan sangat lebat. Dukuh Kaliceret waktu itu terkenal berhawa sejuk dan asri. Maka disinilah berdiri rumah sakit Kristen Kaliceret sebagai tempat merawat pasien penyakit paru (sanatorium). Waktu itu sekitar Kaliceret masih banyak hidup binatang liar, seperti kijang, babi hutan, dan binatang liar lainnya. Seringkali mulai sore sampai waktu malam banyak celeng/babi hutan yang berkeliaran di sekitar rumah penduduk. Kondisi hutan yang masih lebat  juga membuat banyak mata air tersedia di sepanjang bukit utara Kaliceret. Masyarakat menamai sumur ini dengan nama Sumur Tutup. Pada masanya Sumur Tutup peninggalan Belanda ini sangat mencukupi untuk kebutuhan utama air di rumah sakit kristen di Kaliceret (Lihat sejarah Rumah Sakit Kaliceret) dan masyarakatnya